Warga Desa Pamurus, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, mengeluh kepada DPRD Balangan karena sering kebanjiran selama beberapa tahun belakangan karena pendangkalan sungai.
“Warga kami sering kebanjiran karena sungai yang ada di desa menjadi dangkal dan keruh diduga akibat aktivitas tambang,” kata Kepala Desa Pamurus Jarkasi di Paringin, Selasa.
Dia menuturkan akibat banjir tersebut warga terpaksa harus mengungsi ke tempat lebih tinggi, karena banjir sampai masuk ke dalam rumah.
Apabila terjadi hujan selama satu jam, tidak lama permukiman langsung digenangi air luapan sungai yang telah dangkal.
Jarkasi menambahkan untuk permukiman yang terdampak banjir kurang lebih sebanyak 20 unit rumah, warga pun meminta solusi terkait masalah tersebut.
"Kita meminta dilakukan pengerukan pada aliran sungai yang dangkal, karena air sungai selalu meluap ke permukiman,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Balangan Hanil Tamjid saat di lokasi mengatakan dirinya bersama Komisi III DPRD akan berusaha mencari solusi permasalahan yang dihadapi warga Desa Pamurus.
"Kami juga berpesan kepada warga kalau nanti dilakukan pengerukan sungai, agar warga tidak mempersulit alat berat yang masuk,” pesan Anil.
Anil juga menyebut keluhan warga Desa Pamurus ini harus menjadi perhatian semua pihak yang terlibat sehingga tidak ada yang saling menyalahkan.
Sementara Section Head Community Relations Balangan Coal Group Nico Seniar mengatakan terkait keluhan dari masyarakat, perusahaan akan selalu merespon dengan cepat.
Namun, menurut Nico, pihak perusahaan mempunyai mekanisme yang sudah berjalan, di mana segala sesuatunya harus didasarkan pada kajian teknis sesuai data dan fakta di lapangan.
Terlepas dari itu ucap Nico, sebagai perusahaan yang bertetangga dengan masyarakat sekitar tentunya pihaknya akan terus siap membantu masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan melalui program-program CSR.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Warga kami sering kebanjiran karena sungai yang ada di desa menjadi dangkal dan keruh diduga akibat aktivitas tambang,” kata Kepala Desa Pamurus Jarkasi di Paringin, Selasa.
Dia menuturkan akibat banjir tersebut warga terpaksa harus mengungsi ke tempat lebih tinggi, karena banjir sampai masuk ke dalam rumah.
Apabila terjadi hujan selama satu jam, tidak lama permukiman langsung digenangi air luapan sungai yang telah dangkal.
Jarkasi menambahkan untuk permukiman yang terdampak banjir kurang lebih sebanyak 20 unit rumah, warga pun meminta solusi terkait masalah tersebut.
"Kita meminta dilakukan pengerukan pada aliran sungai yang dangkal, karena air sungai selalu meluap ke permukiman,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Balangan Hanil Tamjid saat di lokasi mengatakan dirinya bersama Komisi III DPRD akan berusaha mencari solusi permasalahan yang dihadapi warga Desa Pamurus.
"Kami juga berpesan kepada warga kalau nanti dilakukan pengerukan sungai, agar warga tidak mempersulit alat berat yang masuk,” pesan Anil.
Anil juga menyebut keluhan warga Desa Pamurus ini harus menjadi perhatian semua pihak yang terlibat sehingga tidak ada yang saling menyalahkan.
Sementara Section Head Community Relations Balangan Coal Group Nico Seniar mengatakan terkait keluhan dari masyarakat, perusahaan akan selalu merespon dengan cepat.
Namun, menurut Nico, pihak perusahaan mempunyai mekanisme yang sudah berjalan, di mana segala sesuatunya harus didasarkan pada kajian teknis sesuai data dan fakta di lapangan.
Terlepas dari itu ucap Nico, sebagai perusahaan yang bertetangga dengan masyarakat sekitar tentunya pihaknya akan terus siap membantu masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan melalui program-program CSR.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023