Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan HM Rian Jaya optimistis Bendungan Pipitak Jaya di Kabupaten Tapin (sekitar 120 kilometer utara Banjarmasin), terwujud.
Pasalnya rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya yang sungai atau sumber mata airnya berhulu di Pegunungan Meratus itu konon masuk Perogram Strategi Nasional (PSN) pemerintahan Presiden Joko Widodo, ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
"Sebagaimana kita ketahui, salah satu PSN pemerintahan Bapak Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) ialah mewujudkan kedaulatan pangan," tutur politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bergelar sarjan ekonomi itu.
Sedangkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan tersebut salah satu upaya membangun atau memaksimalkan irigasi pertanian, termasuk membangun Bendungan Pipitah Jaya di Kabupaten Tapin, Kalsel.
Membangun Bendungan Pipitak Jaya, menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu, cukup beralasan sebagai salah satu upaya mewujudkan kedaulatan pangan.
"Apalagi `Bumi Ruhui Rahayu` (rukun tentram) Tapin potensial pertanian dan salah satu daerah penyangga ketahanan pangan di `Banua Anam` Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong," ujarnya.
Ia menerangkan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin kini sedang memproses pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Pipitak Jaya yang nanti mampu mengairi sawah 6.000 hektare (ha) lebih.
Sementara pembangunan fisik bendungan tanggung jawab pemerintah pusat dengan target selesai tahun 2017, ujar laki-laki asal Tapin kelahiran 6 Juli 1968 atau berbintang Cancer itu.
"Selaku wakil rakyat akan terus memantau dan mengawal pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pertanian tersebut sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama keluarga tani yang merupakan mayoritas penduduk Kalsel," demikian Rian.
Dalam upaya meningkatkan produksi padi di Kalsel terdapat sejumlah bendungan dan beberapa di antaranya sedang penyempurnaan, seperti Bedungan Pitap Kabupaten Balangan, Bendungan Batang Alai HST, dan Bendungan Amandit HSS.
Selain itu, Polder Alabio di HSU, peninggalan masa Hindia Belanda untuk usaha pertanian di daerah lebak atau rawa monoton kabupaten tersebut, serta sistem tata hidro mikro daerah pasang surut buat usaha tani di Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Di Kabupaten Banjar yang merupakan lumbung padi Kalsel terdapat irigasi/waduk Riam Kanan, yang keberadaanya multi fungsi, yaitu buat mengairi sawah, serta usaha kolam/tambak ikan.
Selain itu, sebagai Pusat Listrik Tenga Air (PLTA) Ir Pangeran Mohammad Noor dengan kapasitas terpasang 3 X 10 mega watt (MW), yang keberadaannya sejak tahun 1970-an.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Pasalnya rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya yang sungai atau sumber mata airnya berhulu di Pegunungan Meratus itu konon masuk Perogram Strategi Nasional (PSN) pemerintahan Presiden Joko Widodo, ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
"Sebagaimana kita ketahui, salah satu PSN pemerintahan Bapak Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) ialah mewujudkan kedaulatan pangan," tutur politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bergelar sarjan ekonomi itu.
Sedangkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan tersebut salah satu upaya membangun atau memaksimalkan irigasi pertanian, termasuk membangun Bendungan Pipitah Jaya di Kabupaten Tapin, Kalsel.
Membangun Bendungan Pipitak Jaya, menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu, cukup beralasan sebagai salah satu upaya mewujudkan kedaulatan pangan.
"Apalagi `Bumi Ruhui Rahayu` (rukun tentram) Tapin potensial pertanian dan salah satu daerah penyangga ketahanan pangan di `Banua Anam` Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong," ujarnya.
Ia menerangkan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin kini sedang memproses pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Pipitak Jaya yang nanti mampu mengairi sawah 6.000 hektare (ha) lebih.
Sementara pembangunan fisik bendungan tanggung jawab pemerintah pusat dengan target selesai tahun 2017, ujar laki-laki asal Tapin kelahiran 6 Juli 1968 atau berbintang Cancer itu.
"Selaku wakil rakyat akan terus memantau dan mengawal pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pertanian tersebut sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama keluarga tani yang merupakan mayoritas penduduk Kalsel," demikian Rian.
Dalam upaya meningkatkan produksi padi di Kalsel terdapat sejumlah bendungan dan beberapa di antaranya sedang penyempurnaan, seperti Bedungan Pitap Kabupaten Balangan, Bendungan Batang Alai HST, dan Bendungan Amandit HSS.
Selain itu, Polder Alabio di HSU, peninggalan masa Hindia Belanda untuk usaha pertanian di daerah lebak atau rawa monoton kabupaten tersebut, serta sistem tata hidro mikro daerah pasang surut buat usaha tani di Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Di Kabupaten Banjar yang merupakan lumbung padi Kalsel terdapat irigasi/waduk Riam Kanan, yang keberadaanya multi fungsi, yaitu buat mengairi sawah, serta usaha kolam/tambak ikan.
Selain itu, sebagai Pusat Listrik Tenga Air (PLTA) Ir Pangeran Mohammad Noor dengan kapasitas terpasang 3 X 10 mega watt (MW), yang keberadaannya sejak tahun 1970-an.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016