Ambon, (Antaranews Kalsel) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku Bambang Hermanto mengatakan kinerja industri perbankan di daerah ini pada Triwulan I 2016 menunjukkan perkembangan yang positif.
"Perkembangan positif itu ditandai dengan aset DPK atau Dana Pihak Ketiga yang terus meningkat dibandingkan pada akhir tahun 2014 dan 2015," kata Bambang, pada Pembukaan Pelatihan Jurnalis Sektor Jasa Keuangan, di Ambon, Senin.
Ia mengungkapkan total aset perbankan pada Triwulan 1 2016 mencapai Rp18,5 triliun, meningkat 24,49 persen dibanding akhir tahun 2014 dan meningkat 9,77 persen dari akhir tahun 2015.
Selanjutnya untuk kredit juga mencapai Rp9,05 triliun atau meningkat 12,73 persen dibanding pada akhir tahun 2014, dan 2,47 persen dibanding pada akhir tahun 2015.
"Pertumbuhan penyaluran kredit didukung oleh kualitas kredit yang masih tergolong baik, Non Performing Loan pada posisi Triwulan 1 2016 tercatat masih di bawah dua persen. Jadi, untuk posisi sekarang 1,76 persen, lebih baik dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014 yang di atas 1,87 persen," katanya lagi.
Sedangkan untuk sumber DPK simpanan giro, tabungan dan deposito, lanjut Bambang, sudah mencapai Rp12,9 triliun atau meningkat 46 persen dibandingkan akhir tahun 2014, serta meningkat juga di akhir tahun 2015.
Ia mengakui wilayah Provinsi Maluku yang terdiri atas ribuan pulau sangat sulit menjangkau seluruh masyarakat dalam pelayanan perbankan khususnya pelayanan jasa keuangan, disebabkan jaringan kantor perbankan maupun industri jasa keuangan tidak berada di semua wilayah sehingga menyebabkan tingkat inklusif keuangan di wilayah ini masih tergolong rendah.
"Untuk mewujudkan inklusif keuangan, salah satunya adalah dengan Program Laku Pandai atau Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif," ujar Bambang pula.
Menurutnya, melalui Program Laku Pandai diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bahkan yang berada di daerah terpencil bisa mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya tanpa harus mendatangi kantor bank dan kantor jasa keuangan.
"Diharapkan transaksi keuangan di daerah ini, bisa dilakukan melalui agen-agen bank yang sudah terdaftar di OJK, dengan begitu kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus berjalan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Khusus untuk wilayah Maluku saat ini, kata Bambang pula, sudah ada 178 agen Laku Pandai yang terdiri dari agen Laku Pandai BRI sebanyak 168 agen dan BNI sebanyak 50 agen, serta menyusul dalam waktu dekat Bank Mandiri akan menyiapkan agen Laku Pandai di wilayah ini.
"Dengan terus bertamban agen Laku pandai di daerah ini, akan semakin baik bagi peningkatan keuangan inklusif," ujarnya.
Hadir pada kegiatan Pelatihan Jurnalis Sektor Jasa Keuangan tersebut, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Pusat Rahmat Waluyanto, Deputi Komisioner Manajemen Strategis IC OJK Hendrikus Ivo, Direktur Kebijakan dan Dukungan Penyidikan Departemen Penyidikan OJK Tongam L Tobing, dan Direktur Pengembangan Inklusif Keuangan Edwin Nurhadi./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016