Program Inovasi Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip) dari Dinas Perkebunan dan Peternakan (DIsbunnak) Kalimantan Selatan, mewakili Kalsel pada ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tingkat Nasional 2023.

Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kalsel, Ariadi Noor optimis inovasi Siska Ku Intip dapat menggondol juara PPD 2023.

Baca juga: Kemenkumham Kalsel serahkan sertifikat hak cipta aplikasi SISKA KU INTIP

"Saya yakin, kita akan mendapat apresiasi dari mereka,” kata Ariadi saat acara Forum Grup Diskusi (FGD) Penilaian Tahab III (Verifikasi) Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Selasa.

Ariadi menyampaikan Siska Ku Intip memiliki aspek pemberdayaan dan berkelanjutan yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta memberikan perlindungan terhadap lingkungan di sekitar kawasan perkebunan sawit.

“Kami mendorong Siska Ku Intip ini karena memang secara substansial, kalau kita bicara Sustainable Development Goals (SDGs) di situ lengkap, ada Economic Growth (Bagaimana pertumbuhan ekonomi di level masyararakat), Sosial Equity (Kesetaraan sosial) dan Ekologi Proteksi (Perlindungan terhadap lingkungan),” ujar Ariadi.

Baca juga: Program Siska Ku Intip Kalsel jadi role model pengembangan sapi di Indonesia

Lebih lanjut, Ariadi menjelaskan sosial equity merupakan penerapan " Community Based Management" (CBM), artinya dampak positif terhadap masyarakat di sekitar plasma inti, seperti menikmati hasil pembangunan, yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.

“Masyarakat di sekitar kebun sawit, yang hari ini memiliki mata pencaharian beternak bisa berkolaborasi dengan sawit yang ada,” tutur Ariadi.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan ( disbunnak0 Kalsel, Suparmi, dan kepala Badan Perancanaan Daerah (Bapeda) Kalsel, Ariadi Noor, usai mengikuti acara Forum Grup Diskusi (FGD) Penilaian Tahab III (Verifikasi) Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Kalimantan Selatan, di Kantor Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Prov Kalsel, di Banjarbaru, Senin, (28/03/2023). (ANTARA/Latif Thohir)

Sementara, ekologi proteksi, yaitu cara memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik, hal itu berarti secara alami, perusahaan perkebunan dapat mengurangi menggunakan pupuk buatan berbahan kimia.

Ariadi, menambahkan Tim Penilai dari Badan Perencanaan Nasional (Bapenas) sudah meninjau lapangan untuk mendapat informasi terkait inovasi Siska Ku Intip sebagai program inovasi di Kalsel.

Baca juga: Program Siska Ku Intip mendapat dukungan dari Bank Kalsel

Melalui inovasi Siska Ku Intip tersebut, perusahaan perkebunan sawit tidak hanya memanfaatkan buah sawit untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), namun juga membuat berbagai macam produk, seperti bungkil dari biji sawit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak melalui fermentasi terlebih dahulu.

Sehingga hal itu merupakan dasar praktik, kolaborasi antara ternak dan sawit, dapat menjadi percontohan bagi daerah lain yang memiliki potensi sawit dan potensi ternak.

Ariadi mengungkapkan inovasi Siska Ku Intip yang lolos pada tahap ketiga ajang PPD 2023 itu, sebagai salah satu indikator keberhasilan  pembangunan di Kalsel.

Daerah yang terpilih menjadi pemenang pada PPD 2023 akan mendapatkan dana insentif dari Kementerian Keuangan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pemerataan pembangunan di daerah sehingga akan mengurangi beban Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Selain Siska Ku Intip, salah satu kabupaten di Kalsel, yakni Hulu Sungai Selatan (HSS) lolos pada PPD tingkat Kabupaten dengan inovasi langkah untuk mengatasi kemiskinan.

Baca juga: Kalsel impor 23 ribu ekor sapi potong setiap tahun

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023