Program pengembangan ternak sapi melalui Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, ditetapkan sebagai role model untuk pengembangan sapi potong di Indonesia, oleh Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Suparmi di Banjarbaru, Senin (30/1) mengatakan, Siska Ku Intip ini sudah menjadi role model untuk pengembangan sapi potong di Indonesia.
"Program Siska Ku Intip itu, dimaksudkan untuk melakukan percepatan swasembada sapi di daerah ini, terlebih Kalimantan Selatan, merupakan pintu gerbang menuju Ibu kota negara baru yang berlokasi di kawasan Penajam Kabupaten Paser Utara, Kalimantan Timur," ujarnya.
Kalimantan Selatan pun di proyeksikan sebagai daerah penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
“Provinsi Kalimantan Selatan sebagai gerbang ibu kota negara, dan penyangga pangan IKN,” katanya.
Pada paparannya, Suparmi menerangkan, hingga akhir tahun 2022, implementasi program Siska Ku Intip telah berjalan di Tujuh klaster yang ada di Empat perusahaan yang telah mendapatkan fasilitasi pagar elektrik yang berasal dari multi stake holder, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia, Bank Kalsel dan bantuan dari Australia, yang disalurkan pada tahun 2022.
Dua Klaster di Perusahaan Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Kabupaten Tanah Laut, Tiga Klaster di Perusahaan Gawi Makmur Kalimantan (GMK) Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu, Satu Klaster di Perusahaan Astra grup Kabupaten Tabalong, dan Satu Klaster di PT Buana Karya Bhakti Kabupaten Tanah Bumbu.
Suparmi, menegaskan ke Tujuh Klaster yang telah mendapatkan fasilitasi pagar elektrik tersebut, akan di dorong untuk melakukan pengembangan populasi sapi hingga mencapai 1000 ekor.
“Biayanya darimana, kita sudah duduk bareng dengan Bank Indonesia, dan Kita sudah meminta sama Bank Kalsel untuk melayani Kredit Usaha Rakyat (KUR),”katanya
Suparmi menjelaskan, dalam program pengembangan sapi, pemerintah tidak lagi memberikan bantuah hibah sapi seperti tahun sebelumnya, namun tugas pemerintah hanya menaikkan jumlah populasi dan roduksi ternaknnya dengan memberikan dukungan dengan penguatan SDM, Pendampingan dan bantuan sarana prasarana.
“yang ada di klaster ini semuanya sudah ada sapinya, milik pekebun atau peternak itu sendiri tugas kita hanya menaikkan populasi dan produksinya,” jelas Suparmi.
Berdasarkan data Disbunnak Kalsel, Di daerah ini terdapat 46 Pabrik Pengolahan CPO dan 89 perusahaan perkebunan sawit,
Dari 89 Perusahaan tersebut, 7 Perusahaan telah mengimplementasikan program Siska Ku Intip, 22 perusahaan telah berkomitmen untuk menerapkan program Siska Ku Intip, dan sisanya diharapkan segera melaksanakan komitmen tersebut.
Terlebih Gubernur Kalsel melalui Pergub 053-Tahun 2021, menyatakan kepada seluruh Perusahaan Perkebunan Sawit diwajibkan untuk mengimplementasikan Siska Ku Intip pada Tahun 2024
Atas pergub tersebut, jajaran petugas yang tergabung dalam Tim Supporting Program Siska Ku Intip, terus bergerak untuk melakukan Sosialisasi agar di tahun 2024 program tersebut dapat terimplementasikan di seluruh perusahaan perkebunan sawit.
Untuk diketahui, luas lahan sawitnya di Kalsel mencapai 549 Ribu Hektar, 106 Ribu hektar diantara merupakan perkebunan sawit rakyat, dari jumlah tersebut di Kalsel terdapat 46 Pabik Pengolahan CPO.
Agar terlaksananya Pergub 053-Tahun 2021, menyatakan kepada seluruh Perusahaan Perkebunan Sawit diwajibkan untuk mengimplementasikan Siska Ku Intip, jajaran petugas yang tergabung dalam Tim Supporting Program Siska Ku Intip, terus bergerak untuk melakukan Sosialisasi agar di tahun 2024 program tersebut dapat terimplementasikan di seluruh perusahaan perkebunan sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Suparmi di Banjarbaru, Senin (30/1) mengatakan, Siska Ku Intip ini sudah menjadi role model untuk pengembangan sapi potong di Indonesia.
"Program Siska Ku Intip itu, dimaksudkan untuk melakukan percepatan swasembada sapi di daerah ini, terlebih Kalimantan Selatan, merupakan pintu gerbang menuju Ibu kota negara baru yang berlokasi di kawasan Penajam Kabupaten Paser Utara, Kalimantan Timur," ujarnya.
Kalimantan Selatan pun di proyeksikan sebagai daerah penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
“Provinsi Kalimantan Selatan sebagai gerbang ibu kota negara, dan penyangga pangan IKN,” katanya.
Pada paparannya, Suparmi menerangkan, hingga akhir tahun 2022, implementasi program Siska Ku Intip telah berjalan di Tujuh klaster yang ada di Empat perusahaan yang telah mendapatkan fasilitasi pagar elektrik yang berasal dari multi stake holder, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia, Bank Kalsel dan bantuan dari Australia, yang disalurkan pada tahun 2022.
Dua Klaster di Perusahaan Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Kabupaten Tanah Laut, Tiga Klaster di Perusahaan Gawi Makmur Kalimantan (GMK) Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu, Satu Klaster di Perusahaan Astra grup Kabupaten Tabalong, dan Satu Klaster di PT Buana Karya Bhakti Kabupaten Tanah Bumbu.
Suparmi, menegaskan ke Tujuh Klaster yang telah mendapatkan fasilitasi pagar elektrik tersebut, akan di dorong untuk melakukan pengembangan populasi sapi hingga mencapai 1000 ekor.
“Biayanya darimana, kita sudah duduk bareng dengan Bank Indonesia, dan Kita sudah meminta sama Bank Kalsel untuk melayani Kredit Usaha Rakyat (KUR),”katanya
Suparmi menjelaskan, dalam program pengembangan sapi, pemerintah tidak lagi memberikan bantuah hibah sapi seperti tahun sebelumnya, namun tugas pemerintah hanya menaikkan jumlah populasi dan roduksi ternaknnya dengan memberikan dukungan dengan penguatan SDM, Pendampingan dan bantuan sarana prasarana.
“yang ada di klaster ini semuanya sudah ada sapinya, milik pekebun atau peternak itu sendiri tugas kita hanya menaikkan populasi dan produksinya,” jelas Suparmi.
Berdasarkan data Disbunnak Kalsel, Di daerah ini terdapat 46 Pabrik Pengolahan CPO dan 89 perusahaan perkebunan sawit,
Dari 89 Perusahaan tersebut, 7 Perusahaan telah mengimplementasikan program Siska Ku Intip, 22 perusahaan telah berkomitmen untuk menerapkan program Siska Ku Intip, dan sisanya diharapkan segera melaksanakan komitmen tersebut.
Terlebih Gubernur Kalsel melalui Pergub 053-Tahun 2021, menyatakan kepada seluruh Perusahaan Perkebunan Sawit diwajibkan untuk mengimplementasikan Siska Ku Intip pada Tahun 2024
Atas pergub tersebut, jajaran petugas yang tergabung dalam Tim Supporting Program Siska Ku Intip, terus bergerak untuk melakukan Sosialisasi agar di tahun 2024 program tersebut dapat terimplementasikan di seluruh perusahaan perkebunan sawit.
Untuk diketahui, luas lahan sawitnya di Kalsel mencapai 549 Ribu Hektar, 106 Ribu hektar diantara merupakan perkebunan sawit rakyat, dari jumlah tersebut di Kalsel terdapat 46 Pabik Pengolahan CPO.
Agar terlaksananya Pergub 053-Tahun 2021, menyatakan kepada seluruh Perusahaan Perkebunan Sawit diwajibkan untuk mengimplementasikan Siska Ku Intip, jajaran petugas yang tergabung dalam Tim Supporting Program Siska Ku Intip, terus bergerak untuk melakukan Sosialisasi agar di tahun 2024 program tersebut dapat terimplementasikan di seluruh perusahaan perkebunan sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023