Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Realisasi penyerapan anggaran APBD Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, 2016 untuk pembangunan di daerah yang berjuluk "Bumi Saijaan" baru terealisasi sebesar 7,2 persen.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kotabaru H Dr Ansyar Noor, di Kotabaru, Jumat mengatakan, berdasarkan hasil monitoring berbasis internet (E-monif) hingga 19 Mei, penyerapan baru sebesar 7,2 persen atau sekitar Rp81 miliar dari belanja langsung Rp1,1 triliun.

"Realisasi penyerapan tersebut hasil pelaporan dari 57 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotabaru," katanya.

Ansyar menerangkan, 57 SKPD tersebut terdiri dari 36 Badan, Dinas dan Kantor, dan 21 kecamatan di Kotabaru.

Dari 7,2 persen dana yang terserap tersebut untuk membiayai pembangunan fisik yang realisasinya mencapai kisaran 14,28 persen.

Dikatakan pada triwulan pertama, Kotabaru menargetkan realisasi pembangunan kisaran 14 persen-42 persen. Dan triwulan dua dipasang target kisaran 29 persen-52 persen.

Namun kenyataanya, pertengahan triwulan dua baru terealiasasi sebesar 14,28 persen, sehingga target yang dipsang tidak dapat tercapai.

Dia menjelaskan, Pemkab Kotabaru pada APBD 2016 menetapkan belanja langsung sebesar Rp1,1 triliun untuk membiayai pembangunan yang dilelangkan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sekitar 350 kegiatan/proyek.

"Dari 350 kegiatan, 80 kegiatan diantaranya dalam proses lelang," terangnya.

Menurut Kepala Bappeda, tidak tercapainya target realisasi dan penyerapan aggaran disebabkan beberapa faktor, di antaranya, SKPD memasang target kurang realistis, kemapun SKPD masih lemah, lemahnya sumber daya manusia, masalah administrasi, dan faktor lain.

Dengan lemahnya penyerapan anggaran, akan berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di Kotabaru, karena rendahnya penyerapan anggaran berdampak pada minimnya peredaran/perputaran uang di masyarakat.

Sehingga lanjut dia, menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, naiknya inflasi yang akhirnya mempengarui pada rendahnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016