Kepala bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara I Gusti Putu Susila mengklarifikasi pemberitaan tentang kasus 200 ekor itik (bebek) Peking yang terpapar virus H5N1 atau Flu Burung.
Berdasarkan siaran pers yang diterima, Ju.m'at, Putu mengklarifikasi jumlah bebek Peking yang positif terjangkit H2N1 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel Laboratorium Balai Veteriner Banjarbaru Kalimantan Selatan ternyata hanya tujuh ekor.
"Itik (bebek) yang 200 positif flu burung itu tadi, itu sebenarnya dalam satu kandang populasinya 200 ekor. Kemudian dilaksanakan pengambilan sampel terhadap 10 ekor ternyata yang positif hanya 7 sampel," ujar Putu.
Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti di peternakan seperti, penyemprotan kandang, mengisolasi hewan yang sakit dari hewan yang sehat serta membatasi akses antara peternak dan pengepul.
"Kita juga melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) menyamakan persepsi terkait dengan pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh virus," jelasnya.
Putu menambahkan sebanyak 300.000 vaksin sudah ada di provinsi, siap didistribusikan ke semua kabupaten/kota termasuk HSU, sehingga diharapkan semakin melindungi peternak unggas dari ancaman penyebaran Flu Burung.
Menyampaikan sosialisasi pencegahan Flu Burung di Desa Mamar, Kamis, Putu menghimbau peternak dan pengepul unggas, agar melapor ke bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian HSU apabila ada unggas yang memiliki ciri suspect Flu Burung.
"Mengingat luas HSU dengan tenaga yang terbatas, harapan kita laporan aktif para peternak ini masuk ke tempat kita (bidang Kesehatan Hewan) untuk kita tindaklanjuti," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Berdasarkan siaran pers yang diterima, Ju.m'at, Putu mengklarifikasi jumlah bebek Peking yang positif terjangkit H2N1 berdasarkan hasil pemeriksaan sampel Laboratorium Balai Veteriner Banjarbaru Kalimantan Selatan ternyata hanya tujuh ekor.
"Itik (bebek) yang 200 positif flu burung itu tadi, itu sebenarnya dalam satu kandang populasinya 200 ekor. Kemudian dilaksanakan pengambilan sampel terhadap 10 ekor ternyata yang positif hanya 7 sampel," ujar Putu.
Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti di peternakan seperti, penyemprotan kandang, mengisolasi hewan yang sakit dari hewan yang sehat serta membatasi akses antara peternak dan pengepul.
"Kita juga melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) menyamakan persepsi terkait dengan pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh virus," jelasnya.
Putu menambahkan sebanyak 300.000 vaksin sudah ada di provinsi, siap didistribusikan ke semua kabupaten/kota termasuk HSU, sehingga diharapkan semakin melindungi peternak unggas dari ancaman penyebaran Flu Burung.
Menyampaikan sosialisasi pencegahan Flu Burung di Desa Mamar, Kamis, Putu menghimbau peternak dan pengepul unggas, agar melapor ke bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian HSU apabila ada unggas yang memiliki ciri suspect Flu Burung.
"Mengingat luas HSU dengan tenaga yang terbatas, harapan kita laporan aktif para peternak ini masuk ke tempat kita (bidang Kesehatan Hewan) untuk kita tindaklanjuti," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023