Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua komisi IV bidang kesra DPRD Kalimantan Selatan Yazidie Fauzy meminta PLN agar mengantisipasi kemungkinan terjadinya listrik padam saat ujian nasional (UN) berlangsung.


Permintaan itu dalam perbincangan dengan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa, sehubungan pelaksanaan UN bagi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di provinsi tersebut, yang dimulai 9 Mei 2016.

"Antisipasi atau pencegahan atas kemungkinan terjadinya gangguan listrik yang membuat padam itu, penting, terlebih bagi UN dengan sistem komputerisasi," ujar Ketua Komisi IV DPRD Kalsel yang membidangi pendidikan tersebut.

Sebab, menurut mantan Ketua Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel itu, bila listrik padam saat UN tersebut bisa berdampak terhadap nilai karena anak didik/peserta ujian tidak dapat mengerjakan lembaran kerja melalui monitor komputer.

Wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan sarjana komputer itu mengaku, menerima informasi bahwa PLN sudah menyiapkan puluhan generator set (genset) guna mengantisipasi kemungkinan terjadi pemadaman listrik saat UN berlangsung.

"Tapi apakah genset tersebut bisa memenuhi kebutuhan jika terjadi listrik padam saat UN," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungsi Tengah (HST) itu.

Oleh sebab itu, dia menyatakan, akan mendukung penyediaan genset bagi sekolah-sekolah di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini, terutama dalam kaitan pelaksanaan UN dengan sistem komputerisasi.

"Pada prinsipnya sesuai kewenangan, serta prosedur dan ketentuan yang berlaku, kita akan dukung kalau Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel mengajukan anggaran untuk penyediaan genset sekolah-sekolah yang siap melaksanakan UN sistem komputer," ujarnya.

Wakil rakyat yang lahir 19 Februari 1967 atau berbintang Aquarius itu mengapresiasi PLN yang sudah mengantisipasi terhadap kemungkinan pemadaman listrik saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di provinsinya.

"Walau ada sedikit gangguan listrik pada saat UNBK bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalsel April lalu, tapi secara umum pelaksanaan UNBK tersebut berjalan relatif lancar," demikian Yazidie.

Sementara data Disdik Kalsel menunjukan, UN SLTP sederajat yang mulai 9 Mei 2016 itu jumlah peserta 67.426 pelajar dengan menggunakan dua sistem, yaitu UNBK dan manual atau gaya lama (PBT).

Sejumlah SLTP yang tersebar pada 13 kabupaten/kota itu, ada sembilan sekolah siap menggunakan sistem UNBK, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 dan 6 Banjarmasin, serta SMPN 1 Banjarbaru (35 kilometer utara Banjarmasin).

Selain itu, SMPN 1 Kandangan (135 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). SMPN 1 Barabai (165 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

SMPN 4 Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), SMPN 4 Paringin (207 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Balangan.

Kemudian SMPN 1 Pelaihari (65 kilometer timur Banjarmasin), ibukota Kabupaten Tanah Laut (Tala) serta SMPN 1 Kotabaru (300 kilometer timur Banjarmasin), ibukota Kabupaten Kotabaru.

Pewarta: Syamsudin Hasani

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016