Amuntai, (Kalsel.Antaranews) - Perajin di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan memasok produk kerajinan anyaman purun dan ilung (eceng gondok) ke Bali selama lima tahun terakhir.
"Sudah lima tahun terakhir kami selalu memenuhi pesanan dari pengusaha Bali yang tertarik dengan hasil kerajinan purun dan eceng gondok dan Alhamdulillah kami selalu bisa memenuhinya," kata pemilik usaha Kembang Ilung, Supian Nor, di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan, Selasa (3/4).
Supian mengatakan, pesanan dari Bali perbulan hampir mencapai seribu buah produk kerajinan anyaman purun dan ilung.
"Syukurnya kita dibantu dari perajin lain yang selama ini turut kita bina sehingga mampu memenuhi pesanan dari Bali," katanya.
Puluhan perajin di wilayah kecamatan lain telah dibina oleh Supian melalui program Kluster Anpulung binaan Bank Indonesia.
Namun, usaha Kembang Ilung yang berdiri sejak 2005 masih dinilai lemah dari segi administrasinya sebagaimana disampaikan tim penilai Lomba Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dari Kantor perwakilan BKKBN Kalsel.
"Kejelian dan usaha perajin Kembang Ilung memanfaatkan sumber daya alam lokal patut menjadi contoh, namun kelemahan dari usaha kerajinan ini masih terletak pada aspek administrasi usahanya," kata Kabid KSPK Perwakilan BKKBN Kalsel, Mila Rahmawati.
Mila berharap, perajin lebih memperhatikan aspek administrasi agar bisa dilakukan pembinaan dan evaluasi kemajuan usaha.
Kabid Bidang Pengendalian Penduduk, Data dan Pelaporan BKKBD HSU Muhyidin Baseri mengatakan sudah kedua kalinya usaha Kembang Ilung mewakili Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pada perlombaan ditingkat propinsi Kalimantan Selatan.
"Selama ini usaha Kembang Ilung menjadi percontohan bagi usaha kerajinan lain dalam meningkatkan kualitas dan pemasaran produk kerajinan," katanya./c
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016