Sejumlah lahan pinggiran Kota Banjarmasin, khususnya yang berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala (Batola) merupakan lahan yang luas dan banyak ditemukan sayuran kalakai.

Hasil pemantauan, Sabtu pagi terlihat hamparan tanaman kalakai yang terdapat di kiri dan kanan di wilayah Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, yang berbatasan dengan desa Tarantang Kabupaten Batola.

Tanaman kalakai oleh penduduk setempat, digunakan sayuran terutama bagian daun muda atau pucuk pohon yang daunnya masih bewarna kuning kemerahan

Julia, warga terantang mengaku menyenangi konsumsi sayuran kelakai, karena selain enak dibuat makanan juga mudah diperoleh di lingkungan rumahnya, dan kalau beli pun tidak mahal cuma Rp2 ribu perikat.

Menurut Julia, kebiasaan mengkonsumsi sayur kalakai sudah terjadi secara turun temurun, dan biasanya sayuran ini ditumis, atau direbus begitu saja dan konon menyehatkan.

"Yang jelas sayuran ini adalah tanaman alami, bukan budidaya, makanya terhindar dari resedu pestisida atau terkontaminasi pupuk kimia," kata ibu Julia seraya menunjuk kawasan luas di wilayah Tarantang tersebut.

Kalakai berdasarkan sebuah catatan, merupakan tanaman jenis pakis atau paku-pakuan, termasuk dalam famili pteridaceae yang banyak tumbuh dan berkembang di Kalimantan . 

Tanaman ini mempunyai masa panen yang relatif singkat (4-6 hari) artinya dalam jangka waktu tersebut dapat dilakukan panen kembali, dan tumbuh baik pada daerah-daerah yang mempunyai kelembaban tinggi seperti lahan gambut .

Belum banyak penelitian tentang kalakai, namun dilaporkan kalakai mengandung Fe yang tinggi dan kaya vitamin C dan beta-karotin. Dari aspek ekonomi, tanaman ini juga mampu memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat pencari kalakai. 

Secara garis besar terdapat dua jenis kalakai, yakni kalakai merah dan kalakai hijau. Kalakai merah adalah jenis pakis/paku-pakuan dengan warna kemerah-merahan, sedang kalakai hijau adalah jenis pakis/paku-pakuan dengan warna hijau muda. Kalakai merah lebih banyak dimanfaatkan masyarakat untuk tujuan konsumsi.
 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023