Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kembali memasang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebanyak 20 megawatt asal Riau untuk menutupi defisit daya listrik di dua provinsi ini.



General Manager PT PLN Wilayah Kalselteng, Purnomo di Banjarmasin, Minggu, mengatakan, setelah pada Senin (28/3) mesin 30 megawatt yang direlokasi dari Bali berhasil menyupalai sistem kelistrikan Kalselteng, saat ini PLN kembali bersiap melakukan pemasangan instalasi mesin 20 megawatt dari Riau.

Menurut Purnomo, mesin-mesin tersebut dikirim dalam dua tahap pengiriman, yaitu pengiriman tahap pertama, 4 unit "container engine" dan sudah terpasang di komplek PLTD Trisakti Banjarmasin, dan tiga unit "container engine" terpasang di komplek PLTD Kapuas.

Namun, tambah dia, pengiriman mesin tahap kedua terkendala rusaknya kapal pengangkut, namun telah dilakukan penggantian kapal pengangkut lainnya, setelah datang, PLN akan langsung melaksanakan mobilisasi ke PLTD Trisakti dan Kapuas.

"Kami targetkan akhir bulan ini, seluruh sistem PLTD tersebut telah masuk jaringan dan menyuplai daya listrik ke sistem kelistrikan Kalsel dan Kalteng," katanya.

PLN bertekad melakukan percepatan mengatasi krisis atau defisit daya listrik di Kalselteng sejak tiga bulan terakhir.

Beberapa langkah strategis tersebut seperti percepatan operasional PLTU Pulang Pisau 2x60 megawatt dan percepatan pekerjaan jalur tranmisi 150 kilovolt yang akan menyalurkan daya listrik dari PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 megawatt.

"Kini seluruh kekuatan yang dimiliki PLN dikerahkan untuk dapat menyelesaikan percepatan pekerjaan dua pembangkit tersebut, sehingga paling tidak September 2016 sudah dapat masuk ke Sistem Barito sehingga tidak ada lagi pemadamam bergilir seperti saat ini," katanya.

Secara umum, dijelaskan sejak Januari 2016 sistem kelistrikan Kalselteng mengalami defisit daya menyusul pemeliharaan pembangkit di PLTU Asam-Asam, karena total defisit daya terutama saat beban puncak mencapai 68,4 megawatt.

Menurut dia, pada saat kondisi normal daya mampu kelistrikan Kalselteng 506,1 megawatt dengan beban puncak tertinggi 505,1 megawatt dengan produksi pembangkit terbesar 65 megawatt, sehingga secara umum sistem kelistrikan di wilayah itu belum handal.

Kondis tersebut terjadi karena sejak 2013 sama sekali tidak ada tambahan pembangkit baru sementara penyelesaian proyek pembangkit yang ada dan transmisi terus mundur dari jadwal yang ditetapkan, sedangkan pertumbuhan pelanggan cukup tinggi, kata Purnomo.

"Selain kerja keras PLN, penyelesaian seluruh pekerjaan terkait pembangkit dan transmisi yang masih terkendala saat ini, memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah daerah dan masyarakat," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016