Wakil Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPPRI) Kalimantan Selatan (Kalsel) Bidang Humas Khairiadi Asa berpendapat, lagu-lagu daerah Banjar masih perlu peningkatan.
"Peningkatan itu perlu agar bisa lebih kompetitif dalam ajang lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional," ujarnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin di sela-sela sosialisasi Perda No 4 Tahun 2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal oleh anggota DPRD provinsi setempat, Hj Rachmah Norlias.
Pasalnya, ungkap pencipta lagu-lagu daerah Banjar kelahiran Rantau (117:km dari Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tapin Kalsel tersebut, ketika lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional Tahun 2022 sebagai Juara Pertama dari Papua.
"Dalam hal lagu-lagu daerah kita memang masih belum bisa menyaingi Papua dan Ambon Maluku. Tapi Alhamdulillah cipta saya masuk sepuluh besar pada lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional 2022," ujarnya.
Menurut dia, pencipta lagu-lagu daerah Banjar cukup potensial tinggal peningkatan pembinaan dan pengembangan sehingga bisa mewarnai lagu-lagu daerah di forum nasional.
Sebagai contoh pencipta lagu-lagu daerah Banjar yang sudah terkenal almarhum H. Hamidhan dan almarhum H Anang Ardiansyah dari satuan TNI-AD dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.
Almarhum Hamidhan asal urang Banjar yang menetap di Jakarta bukan cuma menciptakan lagu-lagu daerah, tetapi juga berirama POP dan Caca, seperti halnya lagu "dunia belum kiamat" yang dilantunkan penyanyi terkenal Titik Sandora dan Muchsin Alatas.
Oleh sebab itu, dia mengapresiasi kaula-kaula muda urang Banjar yang yang belakangan banyak menciptakan lagu-lagu daerah Banjar, kendati cengkoknya belum terlalu pas.
"Sedangkan saya sendiri selama pandemi COVID-19 menciptakan 68 lagu-lagu daerah Banjar antara lain berjudul "Katupat" serta "Pulau Curiak" dan tujuh lagu POP," demikian Khairiadi Asa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Peningkatan itu perlu agar bisa lebih kompetitif dalam ajang lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional," ujarnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin di sela-sela sosialisasi Perda No 4 Tahun 2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal oleh anggota DPRD provinsi setempat, Hj Rachmah Norlias.
Pasalnya, ungkap pencipta lagu-lagu daerah Banjar kelahiran Rantau (117:km dari Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tapin Kalsel tersebut, ketika lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional Tahun 2022 sebagai Juara Pertama dari Papua.
"Dalam hal lagu-lagu daerah kita memang masih belum bisa menyaingi Papua dan Ambon Maluku. Tapi Alhamdulillah cipta saya masuk sepuluh besar pada lomba lagu-lagu daerah tingkat nasional 2022," ujarnya.
Menurut dia, pencipta lagu-lagu daerah Banjar cukup potensial tinggal peningkatan pembinaan dan pengembangan sehingga bisa mewarnai lagu-lagu daerah di forum nasional.
Sebagai contoh pencipta lagu-lagu daerah Banjar yang sudah terkenal almarhum H. Hamidhan dan almarhum H Anang Ardiansyah dari satuan TNI-AD dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.
Almarhum Hamidhan asal urang Banjar yang menetap di Jakarta bukan cuma menciptakan lagu-lagu daerah, tetapi juga berirama POP dan Caca, seperti halnya lagu "dunia belum kiamat" yang dilantunkan penyanyi terkenal Titik Sandora dan Muchsin Alatas.
Oleh sebab itu, dia mengapresiasi kaula-kaula muda urang Banjar yang yang belakangan banyak menciptakan lagu-lagu daerah Banjar, kendati cengkoknya belum terlalu pas.
"Sedangkan saya sendiri selama pandemi COVID-19 menciptakan 68 lagu-lagu daerah Banjar antara lain berjudul "Katupat" serta "Pulau Curiak" dan tujuh lagu POP," demikian Khairiadi Asa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022