Amuntai, (AntaranewsKalsel) - Pendapatan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara, pada tahun anggaran 2017 diproyeksikan berkurang.


Berdasarkan proyeksi keuangan yang disampaikan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Hulu Sungai Utara, Suyudi pada pelaksanaan Musrenbang tingkat kabupaten beberapa waktu lalu proyeksi pendapatan daerah di 2017 berkurang sebesar Rp430,4 miliar.

"Pendapatan daerah di 2016 kita targetkan Rp1,225 Triliun, sedangkan proyeksi pendapatan daerah 2017 turun menjadi Rp825,2 miliar, berkurang sebesar Rp430,4 miliar atau 34,28 persen," ujar Suyudi.

Suyudi mengatakan, berkurangnya proyeksi pendapatan daerah di 2017 dikarenakan belum dketahuinya jumlah Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diterima pemerintah daerah, termasuk pendapatan hibah dan dana penyesuaian dan otonomi khusus.

"Selain itu, proyeksi pendapatan di 2017 juga belum termasuk dana sertifikasi dan tamsil guru serta dana desa," kata Suyudi.

Namun pada tahun anggaran 2016, katanya, pemerintah berani menargetkan pendapatan daerah lebih tinggi dari target pendapatan daerah di 2015, meski target pendapatan di 2015 sebenarnya tidak tercapai.

Dikatakan, target pendapatan di 2015 sebesar Rp1,119 triliun ternyata hanya bisa direalisasikan sebesar Rp1,107 triliun, namun waktu itu pemerintah daerah berhasil melakukan efesiensi anggaran sebesar Rp157,4 miliar.

"Meski target pendapatan daerah sebesar Rp1.119 triliun di 2015 tidak tercapai, namun pemerintah daerah berani menargetkan pendapatan di 2016 lebih tinggi sebesar Rp1,225 triliun, salah satunya karena keberhasilan melakukan efesiensi di 2015," jelasnya.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten HSU, Galuh Bungsu Sumarni menjelaskan pendapatan daerah di 2015 tidak sesuai target disebabkan tidak tercapainya terget bagi hasil SDA dari Kabupaten Balangan yang hanya 61,36 persen.

"Namun untuk pendapatan asli daerah mencapai target di 2015, dan proyeksi PAD 2017 sama dengan target PAD 2016 yakni sebesar Rp85 miliar" katanya./c

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016