Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Athaillah Hasbi sosialisasikan wawasan kebangsaan (wasbang) guna memperkuat Ideologi Pancasila di provinsinya.
Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang tersebut kepada siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Barabai di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAu) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis.
Menurut putra daerah "Bumi Murakata" HST yang akrab dengan sapaan Bang Atak itu, sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang tersebut penting terlebih bagi generasi muda bangsa seperti generasi milenial atau pelajar agar jangan terpengaruh paham lain.
"Sebagai contoh paham radikal yang dianggap dapat melemahkan Ideologi Pancasila di tengah derasnya informasi sekarang," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan HST itu.
Pasalnya menurut Ketua Pemuda Pancasila HST dan mantan pembalap motor Bumi Murakata tahun 1980-an itu, generasi muda rentan terhadap paham-paham asing seperti radikal karena informasi yang simpang-siur yang mereka peroleh lewat telepon seluler.
"Oleh karena itu, kita sebagai orang tua wajib memantau terus kegiatan anak-anak kita," pesan Bang Atak.
Sementara Taufik Rahman sebagai narasumber pertama bersama-sama Bung Atak menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap generasi muda dengan memahami benar-benar empat pilar dalam berbangsa dan bernegara.
Empat pilar kebangsaan tersebut yaitu Pancasila, Undang Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, paham radikal saat ini sudah mulai menyusupi segala lini masyarakat, karena masuknya bisa melalui pemahaman agama yang kurang tepat oleh sebagian pemuka agama sehingga dapat berkembang pesat dan cepat di Indonesia,
"Oleh sebab itu masyarakat dan generasi muda serta siswa siswi sekarang harus melek menggunakan akal sehat untuk memilih informasi yang masuk, agar terhindar dari pemahaman yang salah, baik radikal maupun liberal dan lainnya yang bertentangan Ideologi Pancasila, tambah Bung Taufik.
Narasumber kedua Bung Fahriansyah yang juga akademisi dan aktivis pemuda Nahdlatul Ulama (NU) menambahkan , agar generasi muda selalu menerapkan dan memahami serta menjelaskan pentingnya ilmu ilmu pengamalan butir-butir Pancasila dan Wasbang kepada generasi muda lain.
Sebab menurut aktivis sosial lingkungan dan kemanusiaan tersebut, jika penerapannya tidak mulai sejak dini dikhawatirkan ke depannya para penerus bangsa kurang mengerti dasar negara Indonesia yang semakin tergerus oleh perkembangan zaman.
"Pancasila istimewa karena hanya kita yang punya, sehingga harus kita banggakan. Kalau enggak ada jalan tengah Pancasila mungkin tak ada kerukunan dalam keberagaman seperti sekarang ini," ujarnya.
"Sebagai pedoman berbangsa, Pancasila sudah final, sehingga bagi kelompok yang menolak hendaknya kembali mengkaji Pancasila dan dilihat aspeknya yang mampu menyatukan berbagai perbedaan," demikian Fahriansyah.
Sementara itu mewakili Kepala Sekolah dan atas nama seluruh Keluarga Besar SMAN 6 Barabai Gifarinnor menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kunjungan program DPRD Kalsel serta ilmu yang diberikan kepada siswa/siswinya.
Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang ini menghadirkan tokoh – tokoh senior pemuda Banua dan skademisi, di antaranya Taufik Rahman,M.Pd,
Fahriansyah,S.Pd.I dan Muhammad Aini,S.Sos.
HST dengan ibukotanya Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin) dengan julukan "Bandung Kalimantan" oleh Presiden Soekarno dan pada Hindia Belanda mendapat julukan "Bandung van Borneo".
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang tersebut kepada siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Barabai di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAu) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis.
Menurut putra daerah "Bumi Murakata" HST yang akrab dengan sapaan Bang Atak itu, sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang tersebut penting terlebih bagi generasi muda bangsa seperti generasi milenial atau pelajar agar jangan terpengaruh paham lain.
"Sebagai contoh paham radikal yang dianggap dapat melemahkan Ideologi Pancasila di tengah derasnya informasi sekarang," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan HST itu.
Pasalnya menurut Ketua Pemuda Pancasila HST dan mantan pembalap motor Bumi Murakata tahun 1980-an itu, generasi muda rentan terhadap paham-paham asing seperti radikal karena informasi yang simpang-siur yang mereka peroleh lewat telepon seluler.
"Oleh karena itu, kita sebagai orang tua wajib memantau terus kegiatan anak-anak kita," pesan Bang Atak.
Sementara Taufik Rahman sebagai narasumber pertama bersama-sama Bung Atak menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap generasi muda dengan memahami benar-benar empat pilar dalam berbangsa dan bernegara.
Empat pilar kebangsaan tersebut yaitu Pancasila, Undang Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, paham radikal saat ini sudah mulai menyusupi segala lini masyarakat, karena masuknya bisa melalui pemahaman agama yang kurang tepat oleh sebagian pemuka agama sehingga dapat berkembang pesat dan cepat di Indonesia,
"Oleh sebab itu masyarakat dan generasi muda serta siswa siswi sekarang harus melek menggunakan akal sehat untuk memilih informasi yang masuk, agar terhindar dari pemahaman yang salah, baik radikal maupun liberal dan lainnya yang bertentangan Ideologi Pancasila, tambah Bung Taufik.
Narasumber kedua Bung Fahriansyah yang juga akademisi dan aktivis pemuda Nahdlatul Ulama (NU) menambahkan , agar generasi muda selalu menerapkan dan memahami serta menjelaskan pentingnya ilmu ilmu pengamalan butir-butir Pancasila dan Wasbang kepada generasi muda lain.
Sebab menurut aktivis sosial lingkungan dan kemanusiaan tersebut, jika penerapannya tidak mulai sejak dini dikhawatirkan ke depannya para penerus bangsa kurang mengerti dasar negara Indonesia yang semakin tergerus oleh perkembangan zaman.
"Pancasila istimewa karena hanya kita yang punya, sehingga harus kita banggakan. Kalau enggak ada jalan tengah Pancasila mungkin tak ada kerukunan dalam keberagaman seperti sekarang ini," ujarnya.
"Sebagai pedoman berbangsa, Pancasila sudah final, sehingga bagi kelompok yang menolak hendaknya kembali mengkaji Pancasila dan dilihat aspeknya yang mampu menyatukan berbagai perbedaan," demikian Fahriansyah.
Sementara itu mewakili Kepala Sekolah dan atas nama seluruh Keluarga Besar SMAN 6 Barabai Gifarinnor menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kunjungan program DPRD Kalsel serta ilmu yang diberikan kepada siswa/siswinya.
Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wasbang ini menghadirkan tokoh – tokoh senior pemuda Banua dan skademisi, di antaranya Taufik Rahman,M.Pd,
Fahriansyah,S.Pd.I dan Muhammad Aini,S.Sos.
HST dengan ibukotanya Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin) dengan julukan "Bandung Kalimantan" oleh Presiden Soekarno dan pada Hindia Belanda mendapat julukan "Bandung van Borneo".
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022