Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mencatat, inflasi bulan Maret 2016 di Kalimantan Selatan yang meliputi Kota Banjarmasin dan Kota Tanjung sebesar 0,14 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Diyan Pramono Effendi di Kota Banjarbaru, Jumat mengatakan, laju inflasi kumulatif 0,73 persen dan laju inflasi "year on years" 6.04 persen.

"Sejumlah komoditas mengalami kenaikkan harga sehingga memicu terjadinya inflasi," ujar Kepala BPS didampingi Kabid Statistik Distribusi BPS Kalsel Arih Dwi Prasetyo.

Disebutkan, komoditas memicu inflasi di Kalsel yakni angkutan udara, daging ayam ras, kue basah, rokok kretek, gula pasir, kacang panjang, bawang merah, beras, cabai merah.

"Komoditas yang harganya turun dan memberi andil deflasi tinggi yakni telur ayam ras, ikan gabus, semangka, tarif listrik, ikan kembung, ikan papuyu dan celana jeans," sebutnya.

Menurut dia, dari tujuh kelompok pengeluaran di kota Banjarmasin yang mengalami kenaikan indek harga yakni kelompok makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,75 persen.

Kelompok sandang naik 0,53 persen, kesehatan naik 0,21 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,26 persen, kelompok transportasi, dan komunikasi 0,48 persen.

"Dua kelompok turun indeks harga yakni kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,42 persen," ucapnya.

Sedangkan di Kota Tanjung ibukota Kabupaten Tabalong yang berjarak 300 kilometer dari Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan laju inflasi kumulatif 0,30 persen.

Komoditas mengalami kenaikkan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Tanjung Maret 2016 antara lain bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras dan emas perhiasan.

"Komoditas penyumbang deflasi tertinggi antara lain ikan gabus, telur ayam ras, ikan tongkol, kubis/kol, ikan sepat siam, semangka, terong panjang dan ikan peda," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016