Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Supian HK meminta sumber daya manusia (SDA) seperti berupa tambang batu bara di provinsinya jangan habiskan.

Ia mengemukakan permintaan itu melalui telepon seluler, Jumat kepada Antara Kalsel sesudah Ketua Dewan provinsi tersebut melakukan susur Sungai Barito.

Susur sungai atau Sungai Barito rombongan Ketua DPRD Kalsel tersebut hingga Jsnamad dan Klanis, Kabupaten Barito Timur (Bartim) Kalimantan Tengah (Kalteng) atau pelabuhan batu bara PT Adaro Indonesia.

Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode itu, akibat dari penambangan batu bara di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan yang berada di wilayah utara provinsi tersebut lombang bekas galian bagaikan lautan.

"Adakah perhatian pemerintah mengurangi  agar SDA di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota supaya jangan ditambang habis. Tapi tinggal untuk generasi mendatang," kayanya.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Tabalong itu saat susur Sungai Barito tersebut menunjuk tongkang pembawa batu bara seperti menggunung.

"Nah itu gunung-gunung batu bara berjalan," demikian Supian HK sambil menunjuk tongkang berisi batu bara yang ditarik "tugboat'" (kapal tunda/tarik).

Penambangan batu bara generasi pertama di Kalsel sejak tahun 1980-an dengan wilayah operasi "Bumi Saraba Kawa" Tabalong dan "Bumi Sanggam" Balangan.

Kemudian di Kalsel menyusul usaha pertambangan batu bara di Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu (Tanbu), Tanah Laut (Tala), Kabupaten Banjar, Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Sementara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) walau memiliki tambang batu bara cukup potensial, tapi satu-satunya di Kalsel yang hingga kini tidak ada kegiatan usaha pertambangan "emas hitam" tersebut.

Sedangkan HSU, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru daerah yang tidak memiliki tambang batu bara.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022