Pemerintah Kota Banjarbaru terus berupaya melakukan pencegahan dan penurunan angka stunting melalui strategi penanganan yang dimulai dari bagian hulu hingga hilir agar penanganan tuntas.
 
Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono di Banjarbaru, Senin, mengatakan, penanganan stunting tidak hanya bisa dilakukan sendiri tetapi harus bersama dan dimulai dari bagian hulu hingga hilirnya.
 
"Penanganan stunting harus kompak dan bersama-sama, tidak bisa hanya satu dinas saja di samping langkah yang dilakukan dimulai dari bagian hulu hingga hilir," ujarnya di sela PKS pencegahan stunting di Balaikota.
 
Penandatanganan Komitmen Bersama (PKS) dilakukan Pemkot melalui Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KGPMP2A).
 
Penandatanganan komitmen itu terkait pendampingan konseling dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pranikah melibatkan dinas maupun instansi terkait sebagai pencegahan stunting dari bagian hulu.
 
"Kami berharap, melalui PKS yang melibatkan berbagai pihak ini dapat mencegah dan menurunkan angka stunting Kota Banjarbaru yang masih di angka 19 persen dan diharapkan turun menjadi 14 persen," katanya.
 
PKS dilakukan dengan Kemenag Kota Banjarbaru dengan memberikan pembekalan sebelum nikah diharapkan mampu mencegah dan menurunkan angka stunting di kota setempat.
 
"Melalui pembekalan yang diberikan Kemenag terhadap calon pengantin sebelum menikah dan membangun rumah tangga, mereka mengetahui cara mencegah stunting sehingga anaknya tumbuh normal," kata dia.
 
Kepala DP2KGPMP2A Banjarbaru Sri Lailana mengatakan, berbagai upaya dan sinergi dengan stakeholder melalui komitmen bersama terus dilakukan untuk mencegah maupun menurunkan stunting.
 
"Penandatanganan komitmen yang melibatkan pihak terkait sebagai upaya nyata sekaligus menunjukkan kepada pemerintah pusat bahwa kita berupaya menurunkan stunting dari hulu hingga hilir," katanya.
 

 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022