BPBD Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menyatakan siap siaga menghadapi musim hujan yang berpotensi menyebabkan banjir di beberapa daerah kecamatan. 

"Menurut BMKG pada kisaran November 2022 hingga Januari 2023 akan ada curah hujan yang tinggi. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir," ujar Kepala Pelaksana BPBD Tapin Raniansyah kepada ANTARA di Rantau, Rabu.

Berdasarkan peta titik rawan banjir milik BPBD, potensi bencana tersebut meliputi 22 desa atau kelurahan dari tujuh kecamatan.

Di Kecamatan Tapin Utara yaitu Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan. Di Kecamatan Tapin Selatan yaitu di Tamberangan, Lawahan, Tatakan dan Tandui.

Selanjutnya, di Kecamatan Bungur yaitu desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Sabah, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang. Di Kecamatan Binuang yaitu Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan  Pulau Pinang.

Di Kecamatan Piani ada Desa Miawa. Sedangkan di Kecamatan Bakarangan ada Gadung dan Masta.

"Perlengkapan sudah disiapkan, 14 November kita laksanakan apel gabungan untuk memastikan kesiapan siagaan banjir ini. Nantinya, sebagai posko utama ada di area kantor BPBD Tapin," ujarnya.

Pihaknya, juga sudah melakukan koordinasi dengan TNI-Polri untuk bersiap menghadapi potensi bencana banjir ini, baik untuk anggota maupun perlengkapan.

Terkait anggaran operasional kata dia, sementara ini terbilang masih cukup. Apabila kurang, lanjutnya, sudah dikoordinasikan dengan pihak pemerintah daerah.

Terkait lubang-lubang tambang batubara bara yang kerap diduga ikut andil menyumbang volume banjir, jelas dia, kewenangan monitoring ada di Dinas Lingkungan Hidup.

Diwartakan sebelumnya, PUPR Tapin melalui bidang Sumber Daya Air (SDA) hingga sekarang ini terus bekerja untuk melakukan mitigasi banjir dengan melakukan normalisasi sungai-sungai.

Sasaran normalisasi sungai itu diantaranya berada dititik endapan lumpur penyebab mendangkalkan sungai yang berpotensi terjadi banjir apabila hujan.

"Ada 35 proyek, anggarannya 18 miliar. Setiap tahun dilakukan normalisasi sungai. Ya, karena adanya endapan lumpur, gulma dan sampah," ujar Kepala Bidang SDA Mulkani.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022