Wakil Bupati (Wabup) Hulu Sungai Selatan (HSS), Syamsuri Arsyad bersama-sama warga sekitar, menghadiri haul para Pahlawan Amuk Hantarukung Ke-123, di Kompleks Pemakaman di Kampung Hantarukung.
Acara ini diselenggarakan kembali atas inisiatif Kepala Desa, Muzzakir Rahmat dengan swadaya masyarakat setelah 25 tahun tidak terlaksana lagi.
"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah melaksanakan kegiatan ini, dan merasa terharu karena Amuk Hantarakung merupakan sejarah besar bagi Kabupaten HSS," kata wabup dalam sambutan, Senin (19/9) kemarin.
Dijelaskan dia, semangat perjuangan para pendahulu yang begitu gigih dalam melawan penjajah Belanda, maka sebagai generasi penerus patut berbangga karena peristiwa tersebut.
Walaupun tidak tercatat dalam sejarah nasional, namun merupakan cikal bakal dari perjuangan modern masyarakat Banjar saat itu. Ini merupakan peristiwa besar yang memicu semangat para pejuang lainnya.
Salah satu kekurangan di masyarakat adalah ketiadaan catatan atau manuskrib resmi untuk menjabarkan peristiwa ini, yang ada hanyalah cerita dari mulut ke mulut dan berupa makalah-makalah lama, yang harus digali kembali.
Baca juga: Pemkab HSS gelar kirab obor HUT Proklamasi Tentara ALRI
"Insya Allah kami yang kebetulan sebagai Ketua DHC 45 HSS, nanti akan mencetak ulang 200 eksemplar makalah yang ada tentang Amuk Hantarukung ini untuk dibagikan ke sekolah-sekolah, agar anak-anak sekarang tau tentang peristiwa bersejarah ini" katanya.
Ia juga berjanji di tahun yang akan datang kalau acara ini terus diselenggarakan, Pengurus DHC 45 HSS akan ikut membantu dengan anggaran dana untuk terselenggaranya kegiatan ini.
Dirinya berpesan agar Pohon Rarawa atau sejenis Kasturi yang ada di Area Kompleks Pemakaman agar jangan ditebang, karena pohon yang telah berusia ratusan tahun ini merupakan saksi hidup para Pejuang Amuk Hantarukung.
"Pohon raksasa ini sendiri masih berdiri tegak, bahkan sangat rimbun hingga sekarang. Sementara di bawahnya, terkubur jasad-jasad para pejuang kita dalam peristiwa Amuk Hantarukung yang sebagian besar sudah hampir rata dengan tanah," katanya.
Acara Haul ini sendiri diisi dengan acara pengajian, tahlil dan tausyiah oleh Ustadz Husni Latif dari Tebing Tinggi, yang sebagian besar juga banyak menceritakan berbagai sejarah Perang di Zaman Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, dalam tausiyahnya juga membandingkan apa yang telah diperjuangkan oleh para Pejuang Amuk Hantarukung, dengan semangat dan jihad di jalan Allah.
Selepas haulan, wabup bersama para tokoh dan undangan, berkesempatan pula untuk berziarah atau mengunjungi makam salah satu Pejuang Amuk Hantarukung yang masih terpelihara, yakni Makam H. Abdurrahman atau yang bergelar Datu Ning Bulang.
Menurut cerita sejarah yang beredar, Almarhum Ning Bulang yang ada di kubur di pemakaman ini, hanyalah jasad tanpa kepala, karena kepala beliau dipenggal dan dibawa oleh Belanda saat itu.
Adapun Nama Ning Bulang sendiri kini telah diabadikan untuk nama sebuah Gedung Serbaguna, yang lokasinya ada di Kecamatan Simpur.
Baca juga: Wabup HSS pimpin rapat kerja pertama DHC 45
Adapun Amuk Hantarukung sendiri merupakan salah satu peristiwa bersejarah di Kampung Hantarukung, sebuah kampung kecil yang sekarang masuk dalam wilayah Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur.
Kampung ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari Kandangan, Kabupaten HSS, namun di kampung ini menyimpan kisah heroik para pahlawan bangsa dalam menentang penjajahan belanda di masa abad ke-19.
Walaupun tidak tercatat sebagai peristiwa nasional, namun masyarakat lokal menganggap bahwa Hamuk Hantarukung merupakan usaha rakyat HSS dalam mengusir penjajah Belanda.
Sebuah pertempuran sengit yang terjadi, dan menewaskan banyak para pejuang terjadi di tempat tersebut, Situs Cagar Budaya Kompleks Pemakaman Amuk Hantarukung menjadi saksi sejarah terjadinya peristiwa sejarah di HSS.
Dan sebagai wujud perhatian, selepas acara Wabup HSS secara simbolis menyerahkan nasi tumpeng kepada perwakilan Juriat Hantarukung.
Turut hadir, Camat Simpur, Kapolsek Simpur, Perwakilan Danramil Simpur, Pengurus DHC 45, tokoh masyarakat, warga sekitar dan para juriat pejuang Hantarukung yang sengaja datang dari luar daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Acara ini diselenggarakan kembali atas inisiatif Kepala Desa, Muzzakir Rahmat dengan swadaya masyarakat setelah 25 tahun tidak terlaksana lagi.
"Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah melaksanakan kegiatan ini, dan merasa terharu karena Amuk Hantarakung merupakan sejarah besar bagi Kabupaten HSS," kata wabup dalam sambutan, Senin (19/9) kemarin.
Dijelaskan dia, semangat perjuangan para pendahulu yang begitu gigih dalam melawan penjajah Belanda, maka sebagai generasi penerus patut berbangga karena peristiwa tersebut.
Walaupun tidak tercatat dalam sejarah nasional, namun merupakan cikal bakal dari perjuangan modern masyarakat Banjar saat itu. Ini merupakan peristiwa besar yang memicu semangat para pejuang lainnya.
Salah satu kekurangan di masyarakat adalah ketiadaan catatan atau manuskrib resmi untuk menjabarkan peristiwa ini, yang ada hanyalah cerita dari mulut ke mulut dan berupa makalah-makalah lama, yang harus digali kembali.
Baca juga: Pemkab HSS gelar kirab obor HUT Proklamasi Tentara ALRI
"Insya Allah kami yang kebetulan sebagai Ketua DHC 45 HSS, nanti akan mencetak ulang 200 eksemplar makalah yang ada tentang Amuk Hantarukung ini untuk dibagikan ke sekolah-sekolah, agar anak-anak sekarang tau tentang peristiwa bersejarah ini" katanya.
Ia juga berjanji di tahun yang akan datang kalau acara ini terus diselenggarakan, Pengurus DHC 45 HSS akan ikut membantu dengan anggaran dana untuk terselenggaranya kegiatan ini.
Dirinya berpesan agar Pohon Rarawa atau sejenis Kasturi yang ada di Area Kompleks Pemakaman agar jangan ditebang, karena pohon yang telah berusia ratusan tahun ini merupakan saksi hidup para Pejuang Amuk Hantarukung.
"Pohon raksasa ini sendiri masih berdiri tegak, bahkan sangat rimbun hingga sekarang. Sementara di bawahnya, terkubur jasad-jasad para pejuang kita dalam peristiwa Amuk Hantarukung yang sebagian besar sudah hampir rata dengan tanah," katanya.
Acara Haul ini sendiri diisi dengan acara pengajian, tahlil dan tausyiah oleh Ustadz Husni Latif dari Tebing Tinggi, yang sebagian besar juga banyak menceritakan berbagai sejarah Perang di Zaman Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, dalam tausiyahnya juga membandingkan apa yang telah diperjuangkan oleh para Pejuang Amuk Hantarukung, dengan semangat dan jihad di jalan Allah.
Selepas haulan, wabup bersama para tokoh dan undangan, berkesempatan pula untuk berziarah atau mengunjungi makam salah satu Pejuang Amuk Hantarukung yang masih terpelihara, yakni Makam H. Abdurrahman atau yang bergelar Datu Ning Bulang.
Menurut cerita sejarah yang beredar, Almarhum Ning Bulang yang ada di kubur di pemakaman ini, hanyalah jasad tanpa kepala, karena kepala beliau dipenggal dan dibawa oleh Belanda saat itu.
Adapun Nama Ning Bulang sendiri kini telah diabadikan untuk nama sebuah Gedung Serbaguna, yang lokasinya ada di Kecamatan Simpur.
Baca juga: Wabup HSS pimpin rapat kerja pertama DHC 45
Adapun Amuk Hantarukung sendiri merupakan salah satu peristiwa bersejarah di Kampung Hantarukung, sebuah kampung kecil yang sekarang masuk dalam wilayah Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur.
Kampung ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari Kandangan, Kabupaten HSS, namun di kampung ini menyimpan kisah heroik para pahlawan bangsa dalam menentang penjajahan belanda di masa abad ke-19.
Walaupun tidak tercatat sebagai peristiwa nasional, namun masyarakat lokal menganggap bahwa Hamuk Hantarukung merupakan usaha rakyat HSS dalam mengusir penjajah Belanda.
Sebuah pertempuran sengit yang terjadi, dan menewaskan banyak para pejuang terjadi di tempat tersebut, Situs Cagar Budaya Kompleks Pemakaman Amuk Hantarukung menjadi saksi sejarah terjadinya peristiwa sejarah di HSS.
Dan sebagai wujud perhatian, selepas acara Wabup HSS secara simbolis menyerahkan nasi tumpeng kepada perwakilan Juriat Hantarukung.
Turut hadir, Camat Simpur, Kapolsek Simpur, Perwakilan Danramil Simpur, Pengurus DHC 45, tokoh masyarakat, warga sekitar dan para juriat pejuang Hantarukung yang sengaja datang dari luar daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022