Banjarbaru (Antaranews Kalsel - Angkutan udara memiliki andil tertinggi memicu terjadinya inflasi di Kalimantan Selatan dibandingkan komoditas lain pada bulan Februari 2016.


Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kalsel Arih Dwi Prasetyo di Kota Banjarbaru, Selasa, mengatakan inflasi Kalsel adalah gabungan Banjarmasin dan Tanjung sebesar 0,15 persen.

"Bulan Februari tahun 2016 Kalsel mengalami inflasi 0,15 persen, laju inflasi kumulatif 0,60 persen dan laju inflasi "year on year" adalah 5,58 persen," ujarnya.

Ia mengatakan, komoditas lain yang memicu laju inflasi di Kalsel yakni nasi dengan lauk, ikan gabus, pisang, kue basah, ikan nila, sepeda motor, sandal kulit, ikan pepes dan bawang.

Sedangkan komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain tarif listrik, daging ayam ras, ikan tongkol, telur ayam ras, bawang merah, dan emas perhiasan.

Disebutkan, di Kota Banjarmasin dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami kenaikkan indeks harga yakni makanan jadi, minuman, rokok sebesar 0,75 persen.

Kelompok sandang sebesar 0,46 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen termasuk kelompok transportasi.

"Dua kelompok yang mengalami penurunan indeks harga yakni bahan makanan sebesar 0,58 persen serta kelompok perumahan, air, listrik dan gas sebesar 0,68 persen," ucapnya.

Sementara, di Kota Tanjung, bulan Februasi 2016 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen, laju inflasi kumulatif 0,47 persen dan laju inflasi "year on year" 6,58 persen.

Komoditas yang mengalami naik harga dengan andil inflasi tertinggi yakni ikan layang, ikan peda, daging ayam ras, emas perhiasan, buncis, cabai merah dan bawang putih.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil deflasi tertinggi antara lain bawang merah, kacang panjang, ikan nila, tomat sayur, bensin, dan telur ayam ras.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016