Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Birhasani mengatakan saat ini persediaan telur ayam ras surplus, sedangkan harga terbilang masih tinggi di kisaran Rp28-Rp30 ribu per kg.
"Harga masih stabil tinggi, karena mengalami penyesuaian akibat naiknya biaya produksi," ujarnya, Sabtu.
Suplai telur di Kalsel, kata dia, saat ini per hari minimal ada 175 ton, dihitung per bulan total ketersediaan sekitar 5.425 ton. "Kebutuhan Kalsel hanya sekitar 3.500 ton per bulan, berarti surplus," ujarnya
Ketersediaan itu, jelasnya, belum dihitung distribusi telur dari Jawa Timur yang masuk ke Kalsel. Maka, kata dia, sebagian telur itu disalurkan ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
"Kalau harga memang sejak bulan puasa (April 2022) hingga sekarang di kisaran Rp28 ribu - Rp30 ribu. Kalau stoknya banyak saja," ungkapnya.
Sebelumnya, kata dia, harga terendah sebelum Ramadhan 2022 ada di kisaran Rp26 ribu-Rp28 ribu.
Di saat harga tidak menentu seperti ini, kata dia, biasa para pedagang tidak menyimpan stok yang banyak, karena takut harga tiba tiba turun.
"Memang telur tidak bisa disimpan lama, karena akan rusak. Jadinya pedagang tidak mau stock banyak karena takut rugi," ujarnya.
Melimpah telur dari peternak dan distributor, kata dia, di satu sisi memudahkan para pedagang untuk mendapatkan persediaan jualan.
"Jadi, stok di pedagang sedikit bukan berarti ketersediaan yang bermasalah," jelasnya.
Berdasarkan data harga pangan nasional, nilai jual telur di pasar tradisional per 26 Agustus di Pasar Antasari Banjarmasin Rp29 ribu, di Pasar Tanjung Tabalong Rp30.500, dan di Pasar Kemakmuran Kotabaru Rp35 ribu.
Sejak awal bulan lalu, harga telur di tiga pasar tersebut stabil tinggi di kisaran harga tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022