Penyidik Subdit V Tipidsiber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Selatan mendeteksi dugaan aliran dana kasus "skimming" ATM Bank Kalsel ke beberapa daerah di Indonesia hingga sampai ke Bali.
"Jadi penyidik terus melakukan penelusuran mulai Manado, Jakarta, Sukabumi sampai mengerucut ke Bali," kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i di Banjarmasin, Senin.
Atas pengembangan penyidikan yang terus mengalami kemajuan, kata dia, diharapkan tersangka bisa segera terungkap.
Diakui Rifa'i, proses pengungkapan kasus "skimming" tidaklah mudah. Penyidik perlu melakukan pendalaman termasuk melibatkan para ahli.
Hingga kini sudah 15 saksi dimintai keterangan, 3 diantaranya dari pihak Bank Kalsel dan 12 orang dari luar perbankan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan itu.
Sebelumnya polisi juga telah menemukan alat "skimming" di salah satu lokasi anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Kalsel yang kini menjadi alat bukti.
Tak seperti alat skimming bermetode pindai kartu, alat diduga skimming yang ditemukan dalam kasus ini terpasang pada kabel jaringan internet. Posisinya terpasang pada kabel LAN (local area network), semacam router untuk menghubungkan perangkat ke jaringan internet.
Terkait mekanisme dan cara kerja alat tersebut, penyidik masih mendalaminya dengan melibatkan ahli dari Laboratorium Forensik Kepolisian.
Diketahui kasus "skimming" Bank Kalsel mengakibatkan total dana yang raib dari 94 nasabah mencapai Rp1,9 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Jadi penyidik terus melakukan penelusuran mulai Manado, Jakarta, Sukabumi sampai mengerucut ke Bali," kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i di Banjarmasin, Senin.
Atas pengembangan penyidikan yang terus mengalami kemajuan, kata dia, diharapkan tersangka bisa segera terungkap.
Diakui Rifa'i, proses pengungkapan kasus "skimming" tidaklah mudah. Penyidik perlu melakukan pendalaman termasuk melibatkan para ahli.
Hingga kini sudah 15 saksi dimintai keterangan, 3 diantaranya dari pihak Bank Kalsel dan 12 orang dari luar perbankan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan itu.
Sebelumnya polisi juga telah menemukan alat "skimming" di salah satu lokasi anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Kalsel yang kini menjadi alat bukti.
Tak seperti alat skimming bermetode pindai kartu, alat diduga skimming yang ditemukan dalam kasus ini terpasang pada kabel jaringan internet. Posisinya terpasang pada kabel LAN (local area network), semacam router untuk menghubungkan perangkat ke jaringan internet.
Terkait mekanisme dan cara kerja alat tersebut, penyidik masih mendalaminya dengan melibatkan ahli dari Laboratorium Forensik Kepolisian.
Diketahui kasus "skimming" Bank Kalsel mengakibatkan total dana yang raib dari 94 nasabah mencapai Rp1,9 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022