Pemkab Kotabaru di Kalimantan Selatan menilai pembangunan SUTT 150 kV Selaru-Sebuku akan berdampak positif bagi daerah dan masyarakat, khususnya peningkatan ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Baca juga: Rakyat Selaru dukung PLN selesaikan PSN SUTT 150kV Kalsel
Sekda Kotabaru Said Akhmad mengapresiasi pembangunan infrastruktur listrik negara itu. Dia mengatakan dengan adanya pembangunan SUTT, maka sistem kelistrikan di Kalsel semakin prima, terutama di daerahnya.
“Adanya SUTT ini juga memancing investor masuk ke Kecamatan Sebuku, karena syarat untuk menetapkan cost murah itu salah satunya pelayanan listrik murah dari PLN. Selama ini perusahaan yang ada berjalan dengan cost yang tinggi, menggunakan solar dan batubara untuk energi listrik mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi PLN yang diterima ANTARA di Banjarmasin, dilaporkan Selasa.
Di Pulau Sebuku itu, kata dia, terdapat kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Industri Sebuku. Di Area Industri Sebuku itu terdapat banyak perusahaan dengan operasional tinggi, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO).
“(SUTT) ini juga pastinya akan berdampak juga bagi masyarakat dan pemerintah daerah, karena akan lebih banyak investasi yang masuk. PAD juga akan bertambah, ada pemberdayaan masyarakat dan pengangguran pasti akan berkurang di sana. Dampak positif lainnya internet, juga akan mulai masuk di Sebuku,” ucapnya.
Artinya, dengan adanya pembangunan SUTT bisa mendongkrak lagi perekonomian di Kotabaru, “Kami dari Pemkab Kotabaru menyambut baik hal ini," ujarnya.
Terlebih, kata Said, untuk masyarakat di Pulau Sebuku, di sana hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam per hari karena keterbatasan suplai listrik.
"Jam 17.00 sore sudah mati lampu di sana. Kami berharap, dengan adanya pembangunan SUTT ini, masyarakat di 12 desa di sana, mendapatkan listrik 24 jam,” ujarnya.
Dari catatan PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Timur (KLT) di sana terdapat 1.981 pelanggan PLN yang belum maksimal, karena letak geografis pulau yang sulit diakses pembangunan infrastruktur listrik. Mereka hanya bertahan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD).
General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit menambahkan SUTT Selaru-Sebuku yang saat ini hampir 70 persen tahap pengerjaan dan dijadwalkan akan selesai pada akhir 2022.
Menyusul SUTT itu selesai, maka listrik 24 jam akan bisa dinikmati masyarakat. "Misi pembangunan SUTT, ini jelas untuk mewujudkan konsumsi listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat," ujar Josua.
Josua yakin, jika SUTT tersebut beroperasi, maka pembangunan daerah sekitar akan meningkat karena didukung sistem kelistrikan yang lebih andal, hingga berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
SUTT 150kV Selaru-Sebuku yang memiliki panjang 74,92 kilometer sirkit (kms), saat ini terus berproses dengan pembangunan 111 tower yang menyeberangi Selat Sebuku.
"Akan terus kita kawal semua proses dengan baik, agar pembangunan ini bisa berjalan lancar sesuai rencana," ujarnya.
Berita terkait: PT PLN UIP KLT bangun kontruksi tower SUTT di Selat Sebuku Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Baca juga: Rakyat Selaru dukung PLN selesaikan PSN SUTT 150kV Kalsel
Sekda Kotabaru Said Akhmad mengapresiasi pembangunan infrastruktur listrik negara itu. Dia mengatakan dengan adanya pembangunan SUTT, maka sistem kelistrikan di Kalsel semakin prima, terutama di daerahnya.
“Adanya SUTT ini juga memancing investor masuk ke Kecamatan Sebuku, karena syarat untuk menetapkan cost murah itu salah satunya pelayanan listrik murah dari PLN. Selama ini perusahaan yang ada berjalan dengan cost yang tinggi, menggunakan solar dan batubara untuk energi listrik mereka,” ujarnya dalam keterangan resmi PLN yang diterima ANTARA di Banjarmasin, dilaporkan Selasa.
Di Pulau Sebuku itu, kata dia, terdapat kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Industri Sebuku. Di Area Industri Sebuku itu terdapat banyak perusahaan dengan operasional tinggi, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO).
“(SUTT) ini juga pastinya akan berdampak juga bagi masyarakat dan pemerintah daerah, karena akan lebih banyak investasi yang masuk. PAD juga akan bertambah, ada pemberdayaan masyarakat dan pengangguran pasti akan berkurang di sana. Dampak positif lainnya internet, juga akan mulai masuk di Sebuku,” ucapnya.
Artinya, dengan adanya pembangunan SUTT bisa mendongkrak lagi perekonomian di Kotabaru, “Kami dari Pemkab Kotabaru menyambut baik hal ini," ujarnya.
Terlebih, kata Said, untuk masyarakat di Pulau Sebuku, di sana hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam per hari karena keterbatasan suplai listrik.
"Jam 17.00 sore sudah mati lampu di sana. Kami berharap, dengan adanya pembangunan SUTT ini, masyarakat di 12 desa di sana, mendapatkan listrik 24 jam,” ujarnya.
Dari catatan PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Timur (KLT) di sana terdapat 1.981 pelanggan PLN yang belum maksimal, karena letak geografis pulau yang sulit diakses pembangunan infrastruktur listrik. Mereka hanya bertahan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD).
General Manager PT PLN UIP KLT Josua Simanungkalit menambahkan SUTT Selaru-Sebuku yang saat ini hampir 70 persen tahap pengerjaan dan dijadwalkan akan selesai pada akhir 2022.
Menyusul SUTT itu selesai, maka listrik 24 jam akan bisa dinikmati masyarakat. "Misi pembangunan SUTT, ini jelas untuk mewujudkan konsumsi listrik yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat," ujar Josua.
Josua yakin, jika SUTT tersebut beroperasi, maka pembangunan daerah sekitar akan meningkat karena didukung sistem kelistrikan yang lebih andal, hingga berimbas pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
SUTT 150kV Selaru-Sebuku yang memiliki panjang 74,92 kilometer sirkit (kms), saat ini terus berproses dengan pembangunan 111 tower yang menyeberangi Selat Sebuku.
"Akan terus kita kawal semua proses dengan baik, agar pembangunan ini bisa berjalan lancar sesuai rencana," ujarnya.
Berita terkait: PT PLN UIP KLT bangun kontruksi tower SUTT di Selat Sebuku Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022