Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Perum Bulog Subdivisi Regional Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, merealisasikan penyaluran beras untuk rumah tangga miskin di daerah yang berjuluk `Bumi Saijaan` Kotabaru mencapai 40 persen.
"Beras untuk rumah tangga miskin yang sudah kami salurkan untuk jatah Januari-Februari sekitar 40 persen dari 121.665 ton per bulan, untuk sekitar 8.111 rumah tangga miskin," kata Kepala Bulog Kotabaru Rony Hariyanto di Kotabaru, Senin.
Menurut Kepala Bulog Kotabaru, untuk daerah tertentu diberi keleluasaan mengambil jatah beras raskin sekaligus untuk lima bulan, terutama daerah-daerah yang sulit, tergantung dengan cuaca atau jalur transportasinya tidak lancar.
"Seperti Kecamatan Pulau Sembilan, di mana daerah tersebut sangat tergantung dengan kondisi cuaca dan gelombang laut. Selain itu untuk menuju daerah tersebut juga tergantung dengan ketersediaan kapal perintis," paparnya.
Apabila terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, kapal tidak diperkenankan untuik melakukan pelayaran ke daerah yang berbatasan dengan kabupaten di Provinsi Jawa Timur tersebut.
Agar masyarakat tidak menemui masalah dalam hal ketersediaan bahan pangan manakala terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, maka pihak Bulog Kotabaru memberi kebijakan khusus.
Sedangkan untuk daerah lain yang tidak sepenuhnya tergantung dengan alat transportasi, tetapi hanya daerahnya sulit, namun masih tetap dijangkau baik dengan jalur darat maupun dengan laut.
Maka Bulog juga memberikan kebijakan untuk bisa mengambil jatah beras raskin untuk dua-tiga bulan.
"Seperti, Tanjung Smalantakan, Kecamatan Pamukan Selatan, Pamukan Utara, Hampang, dan beberapa daerah lainnya," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Beras untuk rumah tangga miskin yang sudah kami salurkan untuk jatah Januari-Februari sekitar 40 persen dari 121.665 ton per bulan, untuk sekitar 8.111 rumah tangga miskin," kata Kepala Bulog Kotabaru Rony Hariyanto di Kotabaru, Senin.
Menurut Kepala Bulog Kotabaru, untuk daerah tertentu diberi keleluasaan mengambil jatah beras raskin sekaligus untuk lima bulan, terutama daerah-daerah yang sulit, tergantung dengan cuaca atau jalur transportasinya tidak lancar.
"Seperti Kecamatan Pulau Sembilan, di mana daerah tersebut sangat tergantung dengan kondisi cuaca dan gelombang laut. Selain itu untuk menuju daerah tersebut juga tergantung dengan ketersediaan kapal perintis," paparnya.
Apabila terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, kapal tidak diperkenankan untuik melakukan pelayaran ke daerah yang berbatasan dengan kabupaten di Provinsi Jawa Timur tersebut.
Agar masyarakat tidak menemui masalah dalam hal ketersediaan bahan pangan manakala terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, maka pihak Bulog Kotabaru memberi kebijakan khusus.
Sedangkan untuk daerah lain yang tidak sepenuhnya tergantung dengan alat transportasi, tetapi hanya daerahnya sulit, namun masih tetap dijangkau baik dengan jalur darat maupun dengan laut.
Maka Bulog juga memberikan kebijakan untuk bisa mengambil jatah beras raskin untuk dua-tiga bulan.
"Seperti, Tanjung Smalantakan, Kecamatan Pamukan Selatan, Pamukan Utara, Hampang, dan beberapa daerah lainnya," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016