Dari sekian komunitas mungkin salah satu komunitas paling unik adalah komunitas ontel (sepeda tua), karena di wadah yang kebanyakan anggotanya para orang tua bahkan lansia ini adalah tempat yang dinilai paling cocok mengekpresikan jiwa.
"Kita mau mengekspresikan diri bagaikan seorang jenderal ya silahkan, tinggal bagaimana menggunakan kostum dan atribut layaknya seorang jenderal, mau jenderal polisi, mau jendral angakatan darat, mau jenderal angkatan udara atau mau jenderal angkaran laut," kata Murjani, seorang anggota ontelis yang tergabung dalam komunitas sepeda antik Banjarmasin (Saban).
Biasanya setelah berpakaian seperti itu ditambah lagi aneka atribut sesuai yang biasa dipakai oleh seorang jenderal.
Jika mau mengekspresikan diri sebagai seorang dokter, maka kostum yang digunakan bagaikan seorang dokter, mau mengekspresikan jadi seorang pejuang ya harus pakaian pejuang, umpamanya bak jenderal Sudirman, atau pejuang lainnya begitu seterusnya.
Tapi kebanyakan dari kaum ontelis ini suka berpakaian etnis, seperti etnis yang ada di Indonesia, pakaian etnis Jawa, etnis Dayak, etnis Melayu, etnis Batak, Manado, Irian, Bugis, Madura, dan pakaian etnis etnis lainnya.
Tapi tak sedikit pula yang suka dengan pakaian etnis yang ada di luar negeri, seperti menjadi tokoh suku aborijin, atau suku Indian.
Menurut, Murjani menggunakan kostum yang unik memang menjadi kebanggaan di kalangan penghobi bersepeda tua ini, tambah unik dinilai tambah keren dan akan memperoleh perhatian lebih besar ketimbang pakaian yang biasa biasa saja.
Makanya selain kostum juga ada asesoris asesoris unik unik pula seperti gelang warna warni terbuat dari baru, pakai cincin dengan permata batu batu yang besar, kalung, topi dan sebagainya.
"Kalau ingin populer dan banyak teman di komunitas itu kita harus tampil beda dibandingkan dengan lainnya, semakin unik maka ada kebanggaan tersendiri dan itulah yang membuat hati senang, atau menambah nutrisi batin," kata Murjani sambil tertawa.
"Berpakaian apa saja di komunitas dianggap hal biasa oleh kalangan anggota komunitas, tetapi jangan coba coba berpakaian unik seperti itu jikalau berada di luar komunitas, kita bisa dikira orang gila," kata Murjani sambil tertawa lagi. Nah itulahlah uniknya bersepeda ontel ini.
Ada kakek kakek usia 80-an berpakai sekolah dasar (SD) celana pendek warna merah dan baju warna putih lengan pendek pula, dan ada asesoris berupa ketapel di leher, bagi yang lihat tentu tersenyum, ya seperti itulah kalau di komunitas ontelis ini.
Makanya di kala ada kegiatan akbar ontelis di berbagai kota akan mudah melihat aneka kostum dan cara para ontelis mengekspresikan jiwanya sesuai dengan keinginannya pula.
Seperti itu pula yang sudah Murjani ikuti, acara ontelis Bandung Lautan Ontel, atau acara Republik Ontel di Yogyakarta, parade ontel Surabaya, dan kota kota lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Kita mau mengekspresikan diri bagaikan seorang jenderal ya silahkan, tinggal bagaimana menggunakan kostum dan atribut layaknya seorang jenderal, mau jenderal polisi, mau jendral angakatan darat, mau jenderal angkatan udara atau mau jenderal angkaran laut," kata Murjani, seorang anggota ontelis yang tergabung dalam komunitas sepeda antik Banjarmasin (Saban).
Biasanya setelah berpakaian seperti itu ditambah lagi aneka atribut sesuai yang biasa dipakai oleh seorang jenderal.
Jika mau mengekspresikan diri sebagai seorang dokter, maka kostum yang digunakan bagaikan seorang dokter, mau mengekspresikan jadi seorang pejuang ya harus pakaian pejuang, umpamanya bak jenderal Sudirman, atau pejuang lainnya begitu seterusnya.
Tapi kebanyakan dari kaum ontelis ini suka berpakaian etnis, seperti etnis yang ada di Indonesia, pakaian etnis Jawa, etnis Dayak, etnis Melayu, etnis Batak, Manado, Irian, Bugis, Madura, dan pakaian etnis etnis lainnya.
Tapi tak sedikit pula yang suka dengan pakaian etnis yang ada di luar negeri, seperti menjadi tokoh suku aborijin, atau suku Indian.
Menurut, Murjani menggunakan kostum yang unik memang menjadi kebanggaan di kalangan penghobi bersepeda tua ini, tambah unik dinilai tambah keren dan akan memperoleh perhatian lebih besar ketimbang pakaian yang biasa biasa saja.
Makanya selain kostum juga ada asesoris asesoris unik unik pula seperti gelang warna warni terbuat dari baru, pakai cincin dengan permata batu batu yang besar, kalung, topi dan sebagainya.
"Kalau ingin populer dan banyak teman di komunitas itu kita harus tampil beda dibandingkan dengan lainnya, semakin unik maka ada kebanggaan tersendiri dan itulah yang membuat hati senang, atau menambah nutrisi batin," kata Murjani sambil tertawa.
"Berpakaian apa saja di komunitas dianggap hal biasa oleh kalangan anggota komunitas, tetapi jangan coba coba berpakaian unik seperti itu jikalau berada di luar komunitas, kita bisa dikira orang gila," kata Murjani sambil tertawa lagi. Nah itulahlah uniknya bersepeda ontel ini.
Ada kakek kakek usia 80-an berpakai sekolah dasar (SD) celana pendek warna merah dan baju warna putih lengan pendek pula, dan ada asesoris berupa ketapel di leher, bagi yang lihat tentu tersenyum, ya seperti itulah kalau di komunitas ontelis ini.
Makanya di kala ada kegiatan akbar ontelis di berbagai kota akan mudah melihat aneka kostum dan cara para ontelis mengekspresikan jiwanya sesuai dengan keinginannya pula.
Seperti itu pula yang sudah Murjani ikuti, acara ontelis Bandung Lautan Ontel, atau acara Republik Ontel di Yogyakarta, parade ontel Surabaya, dan kota kota lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022