Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Hulu Sungai Utara, bakal kembali menaikkan tarif air bersih, untuk mengimbangi biaya operasional yang juga terus membengkak.
Direktur PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Muhammad Syafi'i di Amuntai, Rabu, mengatakan meski sudah beberapa kali melakukan penyesuaian tarif sejak awal 2015, namun kenaikan tersebut belum mampu mengimbangi biaya produksi yang dikeluarkan.
"Berdasarkan audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, biaya produksi air bersih pada PDAM masih rendah, " katanya..
Syafi'i mengatakan penyesuaian tarif air bersih yang dilakukan PDAM sejak awal 2015, tidak mampu mengimbangi biaya biaya produksi air bersih.
"Sehingga rencananya PDAM akan terus melakukan penyesuaian tarif sekali setiap tahunnya," katanya.
Apalagi, tambah dia, laju peningkatan harga barang produksi juga terus meningkat, sehingga diharapkan biaya produksi PDAM bisa seimbang terus dengan tarif yang dikenakan.
Namun, lanjut Syafi'i, penyesuaian tarif juga diikutiu dengan peningkatan pelayanan kepada pelanggan, dengan mengganti meteran lama yang berusia di atas lima tahun, dengan meteran yang baru..
Selain itu, jam operasional petugas di instalasi dikecamatan juga ditingkatkan menjadi 24 jam agar bisa mengontrol distribusi dan kualitas air bersih.
PDAM juga akan memperbaiki jaringan pipa induk yang menghubungkan kerumah-rumah pelanggan, serta perbaikan kantor PDAM Amuntai yang sudah tidak layak, sehingga perlu pendanaan besar.
"Untuk pemasangan meteran baru bagi puluhan pelanggan saja kita perlu Rp3 miliar," katanya.
Sementara sebagian pelanggan PDAM Amuntai masih mengeluhkan pasokan air bersih yang kadang macet dan keruh.
Idayati pelanggan PDAM dari Desa Muara Baruh Kecamatan Amuntai Utara mengatakan aliran air bersih kekediamannya sering tidak lancar.
"Kalau pagi air lancar, tapi menjelang siang mulai berkurang derasnya," kata Idayati.
Hal senada juga diutarakan Juliansyah pelanggan PDAM di Desa kota raja, Ia berharap dengan penyesuaian tarif, PDAM bisa meningkatkan kualitas pasokan air agar berkurang macet dan keruhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Direktur PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Muhammad Syafi'i di Amuntai, Rabu, mengatakan meski sudah beberapa kali melakukan penyesuaian tarif sejak awal 2015, namun kenaikan tersebut belum mampu mengimbangi biaya produksi yang dikeluarkan.
"Berdasarkan audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, biaya produksi air bersih pada PDAM masih rendah, " katanya..
Syafi'i mengatakan penyesuaian tarif air bersih yang dilakukan PDAM sejak awal 2015, tidak mampu mengimbangi biaya biaya produksi air bersih.
"Sehingga rencananya PDAM akan terus melakukan penyesuaian tarif sekali setiap tahunnya," katanya.
Apalagi, tambah dia, laju peningkatan harga barang produksi juga terus meningkat, sehingga diharapkan biaya produksi PDAM bisa seimbang terus dengan tarif yang dikenakan.
Namun, lanjut Syafi'i, penyesuaian tarif juga diikutiu dengan peningkatan pelayanan kepada pelanggan, dengan mengganti meteran lama yang berusia di atas lima tahun, dengan meteran yang baru..
Selain itu, jam operasional petugas di instalasi dikecamatan juga ditingkatkan menjadi 24 jam agar bisa mengontrol distribusi dan kualitas air bersih.
PDAM juga akan memperbaiki jaringan pipa induk yang menghubungkan kerumah-rumah pelanggan, serta perbaikan kantor PDAM Amuntai yang sudah tidak layak, sehingga perlu pendanaan besar.
"Untuk pemasangan meteran baru bagi puluhan pelanggan saja kita perlu Rp3 miliar," katanya.
Sementara sebagian pelanggan PDAM Amuntai masih mengeluhkan pasokan air bersih yang kadang macet dan keruh.
Idayati pelanggan PDAM dari Desa Muara Baruh Kecamatan Amuntai Utara mengatakan aliran air bersih kekediamannya sering tidak lancar.
"Kalau pagi air lancar, tapi menjelang siang mulai berkurang derasnya," kata Idayati.
Hal senada juga diutarakan Juliansyah pelanggan PDAM di Desa kota raja, Ia berharap dengan penyesuaian tarif, PDAM bisa meningkatkan kualitas pasokan air agar berkurang macet dan keruhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016