Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 1004 Kotabaru, Kalimantan Selatan, meningkatkan sistem deteksi dini untuk menangkal masuknya faham radikalisme di daerah yang berjuluk `Bumi Saijaan.`


"Kita meminta petugas di lapangan, khususnya intelijen, Pembinaan Masyarakat (Binmas) untuk selalu waspada terhadap orang-orang asing yang yang melakukan kegiatan mencurigakan," kata Komandan Kodim (Dandim) 1004 Kotabaru Letkol Inf Agus Supriono, di Kotabaru, Sabtu.

Hal itu disampaikan Dandim 1004 Kotabaru dalam menyikapi peristiwa serangan bom di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, di Jakarta dan menewaskan 7 orang dan melukai puluhan warga sipil serta aparat kepolisian.

Menurut Agus, petugas di Komando Rayon Militer (Koramil), Badan Pembinaan Desa (Babinsa) di wilayah kerja masing-masing juga berperan sebagai intelijen, dan pengumpul data dan keterangan terhadap apa-apa yang terjadi di tempat tugasnya.

"Kita bekerja sama dengan Kepolisian, dalam melakukan deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran faham radikalisme dan kegiatan-kegiatan yang melawan hukum di daerah," ujarnya.

Diakui Dandim Kotabaru, sejauh ini Kabupaten Kotabaru kondusif, kerukunan antar umat beragama terlihat sangat baik, aktivitas masyarakat juga aman dan tidak ada gangguan yang mencolok.

Namun demikian, TNI AD tetap saja waspada, mengingat wilayah Kotabaru yang memiliki daerah pesisir berpotensi menjadi tempat persinggahan bagi oknum-oknum dari luar daerah.

"Terlebih Kotabaru juga menjadi daerah transit, persinggahan kapal baik dari Pulau Jawa, dan Sulawesi," terang dia.

Dikatakan, TNI Angkatan Darat dalam hal ini juga telah melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah rawan, baik yang berada di daerah daratan maupun di daerah pesisir.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016