Vertical Rescue Indonesia Regional Kalimantan Selatan (VRI Kalsel) sebagai salah satu wadah para personil penyelamat di berbagai medan berbahaya, sudah selayaknya memiliki berbagai macam keterampilan terkait hal tersebut.
Salah satu bentuk upaya meningkatkan kapasitas personil, VRI Kalsel pun menggelar sharing session kemanusiaan terkait wawasan jurnalisme kebencanaan dan filantropi sosial di Balai Rakyat Barabai, Sabtu (21/5).
Dalam kegiatan itu turut dihadirkan dua narasumber, yakni Rusmanadi, Pemred TABIRkota.com dengan berbagi wawasan jurnalisme kebencanaan dan Retno Sulisetiyani, manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan, dengan filantropi sosial.
Koordinator VRI Kalsel Eddy Supriatna mengungkapkan, sebanyak 30 peserta dari berbagai latar belakang turut mengikuti kegiatan itu.
Lebih lanjut, pihaknya pun membuka diri kepada siapapun untuk turut bergabung sama-sama belajar terkait wawasan kebencanaan itu.
"Para peserta tergabung dari berbagai latar belakang, baik para personil VRI, instansi, relawan, serta masyarakat umum," jelasnya.
Menurut Eddy, wawasan ini sangat penting dimiliki para personilnya, agar ketika bertugas merespon kejadian di lapangan dapat memahami rambu-rambu yang boleh dilakukan, serta bisa mengembangkan gerakan sosial yang dihadapkan kebermanfaatannya bisa lebih meluas.
Kemudian, Pemred TABIRkota.com Rusmanadi pun turut menyampaikan, di samping keterampilan penyelamatan, keterampilan jurnalistik pun juga tak kalah penting dimiliki oleh para personil, yakni tulisan, foto jurnalistik, serta kaidah-kaidahnya.
Menurutnya, wawasan yang dibagikannya diharapkan, direspon para personil VRI sehingga bisa menjadi mata dan telinga masyarakat agar respon yang diberikan bisa lebih terarah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, di samping memberikan respon, para personil pun bisa memberikan data dan fakta di lapangan, agar kelanjutan penanganan sama-sama bisa dikawal.
"Seperti halnya saat bencana banjir, banyak orang yang terjebak (dengan pemberitaan) saat terjadi banjirnya saja. Sedangkan, pemulihannya banyak yang tak terekspose. Ini jadi PR kita bersama untuk mengevaluasinya," jelasnya.
Di samping itu, dengan pengawasan tersebut, penanganan bencana pun dapat lebih terarah dan mitigasi bencana dapat berjalan lebih maksimal, yang diharapkan bencana serupa tidak terjadi lagi.
Sementara, manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan Retno Sulisetiyani menambahkan, pentingnya memiliki wawasan filantropi sosial yakni agar gerakan kepedulian dapat lebih meluas.
Lebih lanjut, ia pun turut membagikan cara menyampaikan galang dana online dengan isu sosial yang patut diekspose dan perlu dibantu lebih lanjut.
Di samping itu, ia pun menyinggung gerakan Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung yang pernah dilakukan VRI Kalsel di Desa Alat HST pasca banjir besar Januari 2021 silam.
"Melihat gerakan Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung di Desa Alat kemarin, kenapa tidak kita kembangkan saja lagi jembatan di titik lainnya, melalui gerakan ini. Ini mungkin bisa menjadi salah satu modal menunjang itu," tambahnya.
Salah satu peserta, Kosim memberi masukan, agar seluruh peserta yang hadir, serta para awak media yang ada di manapun agar dapat lebih leluasa melihat permasalahan yang ada di sekitar.
Kosim menyampaikan, dengan masifnya pemberitaan, isu-isu sosial yang ada di sekitar diangkat, diharapkan beragam gerakan kepedulian pun dapat lebih berwarna dan lebih berdampak kepada masyarakat luas agar lebih baik lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Salah satu bentuk upaya meningkatkan kapasitas personil, VRI Kalsel pun menggelar sharing session kemanusiaan terkait wawasan jurnalisme kebencanaan dan filantropi sosial di Balai Rakyat Barabai, Sabtu (21/5).
Dalam kegiatan itu turut dihadirkan dua narasumber, yakni Rusmanadi, Pemred TABIRkota.com dengan berbagi wawasan jurnalisme kebencanaan dan Retno Sulisetiyani, manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan, dengan filantropi sosial.
Koordinator VRI Kalsel Eddy Supriatna mengungkapkan, sebanyak 30 peserta dari berbagai latar belakang turut mengikuti kegiatan itu.
Lebih lanjut, pihaknya pun membuka diri kepada siapapun untuk turut bergabung sama-sama belajar terkait wawasan kebencanaan itu.
"Para peserta tergabung dari berbagai latar belakang, baik para personil VRI, instansi, relawan, serta masyarakat umum," jelasnya.
Menurut Eddy, wawasan ini sangat penting dimiliki para personilnya, agar ketika bertugas merespon kejadian di lapangan dapat memahami rambu-rambu yang boleh dilakukan, serta bisa mengembangkan gerakan sosial yang dihadapkan kebermanfaatannya bisa lebih meluas.
Kemudian, Pemred TABIRkota.com Rusmanadi pun turut menyampaikan, di samping keterampilan penyelamatan, keterampilan jurnalistik pun juga tak kalah penting dimiliki oleh para personil, yakni tulisan, foto jurnalistik, serta kaidah-kaidahnya.
Menurutnya, wawasan yang dibagikannya diharapkan, direspon para personil VRI sehingga bisa menjadi mata dan telinga masyarakat agar respon yang diberikan bisa lebih terarah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, di samping memberikan respon, para personil pun bisa memberikan data dan fakta di lapangan, agar kelanjutan penanganan sama-sama bisa dikawal.
"Seperti halnya saat bencana banjir, banyak orang yang terjebak (dengan pemberitaan) saat terjadi banjirnya saja. Sedangkan, pemulihannya banyak yang tak terekspose. Ini jadi PR kita bersama untuk mengevaluasinya," jelasnya.
Di samping itu, dengan pengawasan tersebut, penanganan bencana pun dapat lebih terarah dan mitigasi bencana dapat berjalan lebih maksimal, yang diharapkan bencana serupa tidak terjadi lagi.
Sementara, manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan Retno Sulisetiyani menambahkan, pentingnya memiliki wawasan filantropi sosial yakni agar gerakan kepedulian dapat lebih meluas.
Lebih lanjut, ia pun turut membagikan cara menyampaikan galang dana online dengan isu sosial yang patut diekspose dan perlu dibantu lebih lanjut.
Di samping itu, ia pun menyinggung gerakan Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung yang pernah dilakukan VRI Kalsel di Desa Alat HST pasca banjir besar Januari 2021 silam.
"Melihat gerakan Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung di Desa Alat kemarin, kenapa tidak kita kembangkan saja lagi jembatan di titik lainnya, melalui gerakan ini. Ini mungkin bisa menjadi salah satu modal menunjang itu," tambahnya.
Salah satu peserta, Kosim memberi masukan, agar seluruh peserta yang hadir, serta para awak media yang ada di manapun agar dapat lebih leluasa melihat permasalahan yang ada di sekitar.
Kosim menyampaikan, dengan masifnya pemberitaan, isu-isu sosial yang ada di sekitar diangkat, diharapkan beragam gerakan kepedulian pun dapat lebih berwarna dan lebih berdampak kepada masyarakat luas agar lebih baik lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022