Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) terkenal dengan ragam dan ciri khas kulinernya, salah satunya lamang Kandangan, yang biasanya disajikan terpisah dengan telor asinnya.

Namun berbeda kali ini dengan olahan "Lamang Bahintalu" yang dibuat Rabiah, warga Palantingan, Kelurahan Kandangan Kota, lamang dipanggang langsung dengan telor asin sehingga menghasilkan rasa yang berbeda dan diminati banyak konsumen.

"Awal membuat lamang bahintalu ini ketika ada seorang ibu dari Banjarmasin yang meminta dibuatkan lamang yang langsung dipanggang dengan telor asinnya," kata Rabiah yang merupakan pemilik usaha Lamang Palantingan, beberapa waktu lalu.

Dia menyetujui permintaan konsumen tersebut dan coba-coba membuatnya, kemudian diambil konsumen tersebut. Besoknya konsumen tersebut meminta dibuatkan lagi.

Baca juga: Waroeng Kandangan dibuka sediakan kuliner khas banua

Menurut konsumen, lamang bahintalu yang dibuatnya tersebut terasa berbeda dengan lamang biasa, rasanya enak dan gurih. Maka dari pesanan satu konsumen tersebut mulailah ia banyak menerima pesanan untuk membuat lamang tersebut.

Lamang bahintalu dibuat dengan dua varian berdasarkan banyak telor asin yang dimasukkan dalam proses pemanggangan, ada satu lamang diisi 10 biji telor asin dengan harga Rp150 ribu dan isi 15 bigi dengan harga Rp200 ribu.

"Jadi yang pertama mesan lamang bahintalu ini konsumen kita yang dari luar daerah, baru kemudian kita menerima banyak pesanan juga dari daerah setempat yang ternyata juga menyukai lamang bahintalu," kata Rabiah, yang menggeluti pembuatan lamang selama belasan tahun.

Menurut dia, saat ini ia memproduksi rata-rata 50 hingga 80 bumbung lamang setiap hari dan terbanyak di bulan Ramadhan sampai 100-an bumbung per hari.

Selain membuat lamang bahintalu, ia juga membuat lamang biasa untuk ukuran yang lebih kecil Rp70 ribu per bumbung, sedang Rp80 ribu dan besar Rp100 ribu, juga ada lamang dengan bahan beras ketan hitam yang bisa diisi telor asin.

Baca juga: Sepat kering Muning Baru HSS tembus pasar luar negeri

Lamang sendiri terbuat dari bahan keras ketan, santan kelapa dibentuknya menggulung dengan menggunakan ruas bambu, dipanggang di atas api sekitar tiga jam.

"Tak ada berbeda dalam pembuatan lamang bahintalu, tetap menggunakan metode tradisional," katanya.

Pihaknya pertama menyiapkan ruas bambu dengan ukuran kurang lebih 1 meter untuk bumbung, dimasukkan daun pisang mengelilingi ruas bambu.

Kemudian dimasukkan beras ketan diiringi santan kelapa dan hintalo jaruknya, diletakkan di atas api selam tiga jam, dan setelah tiga jam bisa diangkat dan disajikan lebih nikmat dalam keadaan masih panas.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022