Ikan sepat kering olahan warga Desa Muning Baru, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan tembus hingga pasar luar negeri.

Selain di Desa Muning Baru, desa penghasil ikan sepat kering di wilayah Kabupaten HSS juga di antaranya terdapat di Muning Tengah, Daha Selatan dan Desa Bangkau, Kecamatan Kandangan.

"Desa Muning Baru ini merupakan salah satu di daerah pesisir atau rawa dekat dengan sungai, banyak warga yang menjadi pencari ikan namun tidak semua hasil tangkapan ikan di sungai dijual dalam keadaan segar," kata Kepala Desa Muning Baru, Gusriadi, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan dia, untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan hasil tangkapan warga desa ini dibuat berbagai macam olahan salah satunya ikan asin, dan menjadi salah satu pendapatan dari warganya yang sebagian bermata pencaharian sebagai nelayan.
 
Sentra pengolahan ikan Sepat kering di Desa Muning Baru (Fathurrahman/Diskominfo HSS/Antarakalsel)


Baca juga: Upik berhasil kembangkan minuman tradisional Es Lahang

Terdapat beberapa kelompok usaha pengolahan ikan sepat kering di Muning Baru, dan juga produk-produknya sudah sampai keluar daerah ada beberapa kelompok yang sudah sampai ekspornya sudah keluar negeri

"Adapun tujuan daerah pengirimannya sudah di dalam negeri seperti ke Pulau Jawa dan Sumatera, juga pernah sempat ke Malaysia dan Brunei Darussalam, serta ke Arab Saudi itu ketika musim naik haji," katanya.

Ikan tawar Sepat menjadi salah satu spesies ikan primadona masyarakat Desa Muning Baru,  karena populasi ikan sepat di Sungai Muning Baru ini luar biasa banyaknya, maka warga Muning baru mengolahnya menjadi ikan sepat kering

Cara pengolahan ikan sepat kering ini cukup mudah, yakni ikan sepat dibersihkan isi perut serta sisiknya, lalu bersihkan dengan air sampai benar-benar bersih, kemudian ikan yang sudah bersih ditaburi dengan garam, kemudian dilakukan proses penjemuran sampai kering.

Hampir sepanjang jalan desa yang merupakan akses ke Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, dan Daha Barat mudah ditemukan para ibu melakukan aktivitas mengolah ikan Sepat kering, yaitu ada yang membersihkan atau bahasa daerahnya "menyiangi", ada yang sedang menjemur ikan sepat, dan ada pula yang menjual langsung di pinggir jalan depan rumah.
 
Sentra pengolahan ikan Sepat kering di Desa Muning Baru (Fathurrahman/Diskominfo HSS/Antarakalsel)


Baca juga: Lagi viral wisata kuliner Soto Terapung "Tatamba Lapar" Nagara

Pemilik usaha ikan Sepat Kering, Nurul, mengatakan telah lama menggeluti usaha pembuatan ikan sepat kering ini, puluhan tahun dan menekuni usaha ini untuk melanjutkan usaha orang tuanya.

"Produksi ikan sepat kering rata-rata per hari 300 kilo gram dengan mempekerjakan lima atau enam orang, bahan ikannya kita membeli dari orang yang mencari ikan serta rutin diantar ke tempat kita," katanya.

Ikan sepat dengan ukuran kecil akan dikemas sendiri dan ukuran yang lebih besar akan dijual ke gudang karena sudah ada pengumpulnya. Produk ulahan ikan sepat kering ada yang dijual dalam kondisi mentah dan siap makan, dan ikan sepat kering yang telah dikemas dijual rata-rata dengan harga Rp10 ribu per buah.

Ditambahkan dia, keunggulan ikan sepat di desa Muning Baru ini di antaranya, bersih dan tidak terlalu asin dan apabila ingin lebih lama atau awet maka disimpan di dalam lemari es, maka ikan sepat kering bisa tahan sampai beberapa bulan.
 
Produk olahan ikan Sepat kering berkemasan di Desa Muning Baru (Fathurrahman/Diskominfo HSS/Antarakalsel)

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021