Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Dunia kesenian di Kalimantan Selatan kembali berduka, tokoh budayawan H Adjim Arijadi dinyatakan telah wafat pada Jumat malam sekitar pukul 22.58 Wita di Rumah Sakit Anshari Saleh Banjarmasin.

Sang budayawan yang mendapat gelar kesultanan Banjar Datu Mangku Adat itu wafat pada usia 75 tahun setelah dirawat secara intensif di ruang ICU lebih satu minggu karena menderita penyakit komplikasi, diantaranya gula darahnya tinggi.

Meninggalnya budayawan dan seniman Kalsel ini menyebar luas di media sosial, hingga banyak pelayat yang memadati rumahnya di Jalan Cemara Raya Gang Angsana III No 36 RT 24, Banjarmasin.

Menurut keluarganya, rencananya almarhum Adjim Arijadi yang biasa memberikan "papadah urang bahari" atau pesan orang bijak masa lalu itu akan disholatkan di mesjid Darul Hikmah, JalanTanjung Prumnas Blok IV Banjarmasin, sesudah sholat Zohor.

Salah seorang seniman muda Banjarmasin Helman Gellyrian, saat ini di rumah duka banyak para seniman dan budayawan daerah berdatangan, semua menyampaikan duka cita dan memanjatkan doa bagi bapak budayawan dan seni teater Kalsel ini.

"Kita kehilangan tokoh dan budayawan panutan, dan kita sangat berduka, sebab beliau seperti orangtua bagi kita seniman muda," paparnya.

Adjim Arijadi lahir di Mali-Mali, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan pada 7 Juli 1940. Ia menjabat Sekretaris Lembaga Budaya Banjar dan dikenal sebagai bapak Teater Modern Kalsel.

Sepenggal cerita jejak kesenian Adjim Arijadi yang termuat disitus biodata dirinya, sejak 1 November 1967, ia dan kawan-kawannya mendirikan Kelompok Studi Seni Sanggar Budaya Banjarmasin.

Selain menjadi ketua, ia juga menjadi penulis naskah drama, dan pelatih drama di Sanggar Budaya Banjarmasin.

Sehubungan dengan prestasi, reputasi, dan dedikasinya yang luar biasa di bidang seni drama ini, maka pada tahun 1974, ia menerima hadiah seni bidang drama dari Gubernur Kalsel Soebardjo Soerjosaro.

Naskah dramanya yang sudah dipentaskan di berbagai pangung pertunjukan selama kurun waktu 1963 hingga sekarang, bahkan terus berlanjut menjadi karya emas yang dipentaskan seniman-seniman muda daerah ini.***4***

Pewarta: sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016