Warga masyarakat Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan dana pemeliharaan atau pemugaran " Cagar Budaya" Masjid Su'ada atau Masjid "Ba-,angkatan" mereka dari pemerintah pusat.

Warga setempat dalam perbincangan dengan Antara Kalsel dari Banjarmasin, Senin (2/5/22) mengharapkan itu mengingat untuk pemugaran Cagar Budaya Masjid Ba-angkat yang masyarakat anggap "keramat" (memiliki karamah) tersebut memerlukan biaya tidak sedikit.

"Masjid Ba-angkat (pakai tongkat/sistem panggung = Ba-angkat) itu pernah mendapat bantuan untuk renovasi dari pemerintah kabupaten (Pemkab) HSS. Tapi belum tuntas," ujar H Helmi (80), warga setempat usai shalat 'Id lebaran 1443 H.

Ia menuturkan sejarah singkat berdirinya Masjid Ba-angkatan oleh ulama bernama Al Allamah Syekh H. Abbas dan Al Allamah Syekh HM. Said bin Al Allamah Syekh H. Sa’dudin, 28 Zulhijjah 1328 Hijriah atau 1908 Masehi.

"Beberapa keunikan Masjid Ba-angkatan Desa Wasah Hilir, Simpur itu antara lain tiang  Goro dekan/samping mimbar masyarakat anggap keramat," ujarnya.

"Pasalnya menurut cerita orang-orang tua dulu ada seorang tua yang sering datang ke Masjid Ba-angkat duduk dekat tiang Goro samping mimbar. Menurut penuturan orang tua yang datang dengan sepeda onta/until, bahwa pada tiang Goro itu duduk Nabi Khaidir," kutipnya.
Salah satu tiang Goro yang dianggap karamah pada Cagar Budaya - Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat Desa Wasah Hilir (sekitar 135 kilometer dari Banjarmasin), Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan yang didirikan Tahun 1328 H/1908 M. (Syamsuddin Hasan

Kemudian tiang Goro yang masyarakat anggap keramat berada di bagian belakang atau kanan menghandap mimbar, konon dulunya memanjang/meninggi sendiri, sehingga terjadi beberapa kali potong.

Selain itu, dulu tanah yang persis berada di bawah mimbar banyak warga yang mengembil entah untuk kepentingan apa, demikian Helmi.

Masjid Ba-angkat tersebut bahan bangunan semua dari kayu Ulin (kayu besi) dari tongkat, tiang, lantai, hingga atap "sirap" (kayu ulin yang dibelah tipis-tipis).

Cagar Budaya Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat dengan 19 pintu dan mimbarnya masih asli bentuk bangunannya, kecuali ada pengecatan sebagian.

Sementara khatib shalat 'Id Ustadz H Fahrurazi dari Barabai (sekitar 30 kilometer dari Kandangan), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mengaku terkesan mendapat kepercayaan untuk menyampaikan khutbah pada masjid tua di HSS.

"Semoga jemaah Masjid Su'ada dan tidak terkecuali jemaah shalat Idul Fitri 1443 H mendapatkan barakah dari Allah SWT," ujar alumnus Hadramaut Yaman tersebut.

Begitu juga, walau sudah tua, Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat Simpur tetap terpelihara dengan baik, demikian kesan singkat Fahrurazi.
Foto bersama usai shalat 'id 1443 H dengan Imam/Khatib di Cagar Budaya - Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat Desa Wasah Hilir (sekitar 135 kilometer dari Banjarmasin), Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan yang didirikan Tahun 1328 H/1908 M. (Syamsuddin Hasan)

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022