Warga Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan tetap berupaya mempertahankan kearifan lokal dari ekspansi perkebunan kelapa sawit yang telah mengelilingi area sekitar wilayah tersebut.

"Mayoritas warga secara turun temurun mencari purun, kayu galam dan mengelola sumur ikan untuk aktivitas ekonomi untuk bisa menghidupi keluarga," kata tokoh pemuda setempat Nasrullah di Marabahan.

Menurut dia, galam dan ikan bisa menghasilkan ratusan ribu rupiah setiap hari bagi warga. Sementara purun yang merupakan bahan baku anyaman tikar atau kampil adalah usaha rumah tangga yang mampu menahan ekonomi keluarga di masa sulit. 

"Jadi aktivitas ekonomi penduduk Desa Jambu Baru telah menciptakan keberlangsungan hidup warga dalam mata pencaharian, bukan dari hasil angka belaka," ujar pria yang juga pakar antropologi masyarakatUniversitas Lambung Mangkurat (ULM) itu.
Warga Desa Jambu Baru menjemur purun yang merupakan bahan baku anyaman tikar atau kampil. (ANTARA/Firman)


Untuk itulah, Desa Jambu Baru merupakan salah satu desa yang penduduknya mempertahankan kawasan wilayahnya dari ekspansi perkebunan kelapa sawit.

Meski berbagai cara pihak perusahaan agar bisa beroperasi di Desa Jambu Baru ditolak oleh warga. 

Menurut Nasrullah ada berbagai alasan penolakan tersebut. Pertama, pengalaman desa lain yang tidak menguntungkan warga termasuk pengalaman gagalnya lahan gambut sejuta hektar.
Warga Desa Jambu Baru menggunakan perahu kecil bermesin atau kelotok untuk mobilitas masyarakat. (ANTARA/Firman)


Kedua, lahan padang yang akan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit secara ekonomis masih lebih menguntungkan warga dengan mencari purun, galam, sumur ikan dan sebagainya.

"Kami ingin perusahaan agar dapat hidup berdampingan dengan damai bersama warga dengan tetap menjaga lahan sesuai fungsi asalnya," ucap Nasrullah.

Saat ini Desa Jambu Baru dengan luas 84,00 kilometer persegi dikelilingi beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit, yakni PT TAL, PT  Barito Putera Plantation, PT ASA yang berada di wilayah Barito Kuala dan PT Tribuana Mas (TBM) di wilayah Kabupaten Tapin. 

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022