Barabai, (Antaranews Kalsel) - Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, memburu kelompok anjing gila yang kini banyak berkeliaran di kota Barabai terutama pada malam hari.
Kepala Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengan (HST) Drg Kusudiarto di Barabai, Jumat, mengatakan, pihaknya banyak menerima keluhan masyarakat terkait banyaknya kelompok anjing gila yang berada di kota Barabai.
"Kami telah melakukan perburuan terhadap kawanan anjing gila itu, tapi anjing tersebut baru muncul pada malam hari, sehingga petugas kesulitan untuk menangkapnya," katanya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya akan tetap mengupayakan untuk mengatasi kawanan anjing tersebut, sehingga masyarakat bisa kembali merasa aman.
Menurut Kusudiarto, kawanan anjing tersebut dikhawatirkan akan membayakan masyarakat karena bisa menyebabkan rabies.
Menurut dia, cri-ciri anjing gila yang bisa menyebabkan rabies antara lain bila menggigit tampak tidak sehat, gelisah, dan agresif, kemudian dari mulutnya keluar air liur berlebihan dan lidah terjulur, suka menyendiri, dan berada di tempat gelap.
Selain itu, ekor ditekuk di antara kedua kaki belakang, menggigit apa saja yang ada di sekitarnya, baik benda maupun orang, bahkan juga bisa menggigit pemilik anjing yang selama ini akrab dengannya.
Ciri lainnya takut cahaya, tidak mau makan dan minum, tapi merasa sangat haus, takut air (hidrofobi), serta takut suara.
Apabila ada warga yang terserang, langkah pertama yang harus diambil adalah mencuci luka gigitan dengan air yang mengalir dan sabun (detergen) selama 10 menit, lalu luka dioles alkohol, iodin atau iodium tincture.
Selanjutnya korban harus segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas atau sarana fasilitas kesehatan lain untuk diberikan serum antirabies.
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah tertular rabies, upaya penanggulangan terus dilakukan oleh pemerintah setempat dengan penyediaan VAR untuk setiap penderita kasus gigitan HPR dan vaksinasi massal pada hewan.
"Warga masyarakat diharapkan segera menghindar bila bertemu anjing liar di mana saja berada," kata Kusudiarto.
Beberapa warga Kota Barabai mengaku heran dengan datangnya gerombolan anjing liar tersebut pada malam hari, terutama di kawasan Pasar Karamat Barabai, Manjang Simpang Sepuluh, Bulau, Jalan PHM Noor, Jalan Ulama hingga Depan BRI Cabang Barabai.
"Entah dari mana datangnya, bila menjelang malam selalu muncul gerombolan anjing gila di wilayah Barabai dan sekitarnya. Bahkan bisa mencapai puluhan ekor banyaknya," kata Sadam warga Barabai.
Herannya lagi, tambah dia, anjing-anjing tersebut hanya muncul pada malam hari, sedangkan pada siang hari tidak diketahui ke mana anjing-anjing tersebut menghilang.
"Hampir tiap malam saya bertemu dengan kumpulan anjing liar ini, terutama menjelang tengah malam, anjing-anjing tersebut biasanya akan berkumpul di tempat sampah yang tidak jauh dari warung saya," tambah pemilik warung di Desa Manjang itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Kepala Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengan (HST) Drg Kusudiarto di Barabai, Jumat, mengatakan, pihaknya banyak menerima keluhan masyarakat terkait banyaknya kelompok anjing gila yang berada di kota Barabai.
"Kami telah melakukan perburuan terhadap kawanan anjing gila itu, tapi anjing tersebut baru muncul pada malam hari, sehingga petugas kesulitan untuk menangkapnya," katanya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya akan tetap mengupayakan untuk mengatasi kawanan anjing tersebut, sehingga masyarakat bisa kembali merasa aman.
Menurut Kusudiarto, kawanan anjing tersebut dikhawatirkan akan membayakan masyarakat karena bisa menyebabkan rabies.
Menurut dia, cri-ciri anjing gila yang bisa menyebabkan rabies antara lain bila menggigit tampak tidak sehat, gelisah, dan agresif, kemudian dari mulutnya keluar air liur berlebihan dan lidah terjulur, suka menyendiri, dan berada di tempat gelap.
Selain itu, ekor ditekuk di antara kedua kaki belakang, menggigit apa saja yang ada di sekitarnya, baik benda maupun orang, bahkan juga bisa menggigit pemilik anjing yang selama ini akrab dengannya.
Ciri lainnya takut cahaya, tidak mau makan dan minum, tapi merasa sangat haus, takut air (hidrofobi), serta takut suara.
Apabila ada warga yang terserang, langkah pertama yang harus diambil adalah mencuci luka gigitan dengan air yang mengalir dan sabun (detergen) selama 10 menit, lalu luka dioles alkohol, iodin atau iodium tincture.
Selanjutnya korban harus segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas atau sarana fasilitas kesehatan lain untuk diberikan serum antirabies.
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah tertular rabies, upaya penanggulangan terus dilakukan oleh pemerintah setempat dengan penyediaan VAR untuk setiap penderita kasus gigitan HPR dan vaksinasi massal pada hewan.
"Warga masyarakat diharapkan segera menghindar bila bertemu anjing liar di mana saja berada," kata Kusudiarto.
Beberapa warga Kota Barabai mengaku heran dengan datangnya gerombolan anjing liar tersebut pada malam hari, terutama di kawasan Pasar Karamat Barabai, Manjang Simpang Sepuluh, Bulau, Jalan PHM Noor, Jalan Ulama hingga Depan BRI Cabang Barabai.
"Entah dari mana datangnya, bila menjelang malam selalu muncul gerombolan anjing gila di wilayah Barabai dan sekitarnya. Bahkan bisa mencapai puluhan ekor banyaknya," kata Sadam warga Barabai.
Herannya lagi, tambah dia, anjing-anjing tersebut hanya muncul pada malam hari, sedangkan pada siang hari tidak diketahui ke mana anjing-anjing tersebut menghilang.
"Hampir tiap malam saya bertemu dengan kumpulan anjing liar ini, terutama menjelang tengah malam, anjing-anjing tersebut biasanya akan berkumpul di tempat sampah yang tidak jauh dari warung saya," tambah pemilik warung di Desa Manjang itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015