Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Kabupaten Hulu Sungai Utara berada peringkat dua di Kalimantan Selatan.


Perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan Wahdania Rosyada di Amuntai, Rabu, mengatakan meski Kabupaten HSU berada peringkat 13 dalam hal Indeks Pembangunan Manusia, namun rata-rata pertumbuhan IPM berada peringkat dua sesudah Kotamadya Banjarmasin.

"Rata-rata pertumbuhan IPM HSU sejak 2010 hingga 2015 cukup tinggi dibanding kabupaten/kota lain dan berada peringkat dua setelah Banjarmasin," ujar Wahdania.

Wardania mengatakan tingginya rata-rata pertumbuhan IPM HSU ini hendaknya memberi rasa optimis bagi Pemda HSU untuk memacu agar bisa meningkatkan IPM nya.

Ia menerangkan pertumbuhan IPM bisa dilihat dari tiga dimensinya yakni dimensi kesehatan yang bisa diukur dari tingkat harapan hidup, dimensi pendidikan berupa harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah serta dimensi ekonomi yang diperlihatkan oleh daya beli masyarakat.

Masih rendahnya peringkat IPM Kabupaten HSU disebabkan oleh dimensi pendidikan dan kesehatan, sedangkan dimensi pendidikan sudah cukup tinggi.

"Pada dimensi kesehatan, angka kematian ibu dan bayi masih terjadi, sehingga mengakibatkan angka harapan hidup rendah," terangnya.

Sedangkan pada dimensi ekonomi, lanjutnya distribusi pendapatan belum merata meski masyarakat HSU banyak menggeluti perdagangan.

"Meski banyak pengusaha, pedagang, jumlah pertokoan dan bidang usaha meningkat, namun hanya 20 persen dari penduduk HSU yang memiliki pendapatan tinggi, sedangkan sekitar 70 persen masyarakat masih belum merata tingkat distribusi pendapatan.

Namun, katanya dimensi pendidikan HSU patut dibanggakan, berdasarkan harapan lama sekolahnya mencapai usia 14 tahun yang berarti harapan sekolah anak yang berusia 7 tahun saat ini bisa bersekolah hingga ketingkat SLTA.

Wahdania menjelaskan seiring perubahan penilaian IPM membuat angka penilaiannya lebih pas, beberapa kriteria penilaian IPM juga sudah tidak relevan seperti indikator melek huruf.

"Sekarang anak-anak sudah bisa baca tulis sehingga indikator melek huruf untuk penilaian IPM sudah dirubah pada indikator harapan lama sekokah," terangnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015