Tokoh akademisi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang juga Sekretaris STAI Darul Ulum Kandangan,  Akhmad Zaki Yamani menyampaikan perlunya subsidi untuk harga  minyak goreng curah, disamping menjaga atau stabiliisasi harga, juga diiringi dengan antisipasi kelangkaan minyak goreng curah di pasaran.

Ia mengatakan, kebijakan pemerintah untuk penetapan harga minyak goreng akan berdampak pada masyarakat, dan nantinya di lapangan dikhawatirkan akan malah mengikuti harga pasar, sehingga regulasi yang dibuat hendaknya harus memperhatikan kepentingan di hulu dan di hilir dari alur implementasi aturan tersebut.

"Di hulu tidak merugikan produsen atau penyedia minyak goreng dan di hilirnya menjaga kepentingan masyarakat sebagai konsumen terpenuhi, dan kelangkaan minyak goreng pasti akan memicu kenaikan harga di pasaran, karena tingginya permintaan ketimbang penawaran," katanya, saat memberikan keterangan, di Kandangan, Sabtu (19/3).

Dijelaskan dia, pemerintah sangat perlu mengantisipasi imbas dari kenaikan harga minyak goreng dengan regulasi yang tepat, sebab sebagai salah satu komoditi vital pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Baca juga: Jangan larang peredaran minyak goreng curah

Dengan pelepasan harga minyak goreng kemasan sesuai harga keekonomiannya maka minyak goreng curah dengan harga Rp.14 ribu akan menjadi alternatif pilihan mayoritas masyarakat dengan harga lebih murah.

Pihaknya juga mendukung kebijakan pemerintah dalam pemberian intervensi subsidi, tapi pengawasan dan distribusi harus ketat agar tidak ada pihak yang bermain di balik kesusahan masyarakat banyak.

"Persediaan minyak goreng harus banyak agar jangan terjadi kekosongan, karena kekosongan inilah yang membuat para oknum akan mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan di balik kesusahan masyarakat," katanya. 

Disamping itu, juga penting mengimbau dan menjaga kondisi di masyarakat, agar mereka tidak panik karena masalah ini, sebab bukan tidak mungkin dengan kepanikan mengakibatkan ulah para spekulan menimbun dan memainkan harga minyak goreng.

Senada itu, Ketua DPD KNPI HSS, M Rezki, mengatakan kelangkaan minyak goreng curah beberapa waktu lalu membuat masyarakat mau tidak mau membeli stok yang ada, mereka rela antri panjang demi mendapatkan minyak goreng dengan harga eceran yang ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Tim gabungan tetap pantau meski HET Migor dicabut

Kondisi serupa juga akan tetap terjadi dengan kebijakan saat ini, meski telah ditetapkan harga baru untuk eceran terendah untuk minyak goreng curah dengan intervensi subsidi.

"Keberadaannya kemungkinan tetap akan langka, sehingga masyarakat terutama kelas bawah terpaksa membeli minyak goreng kemasan yang harganya lebih tinggi apalagi kurangnya pengawasan dan penindakan terhadap mereka yang memanfaatkan kondisi tersebut," katanya.

Menurut dia, kalau harga minyak goreng curah disubsidi hendaknya tetap berbanding lurus dengan ketersediaan minyak goreng curah, maka akan baik untuk masyarakat.

Dan sebaliknya kalau harga subsidi yang ditetapkan pemerintah tetapi ketersediaan minyak goreng curah langka, maka kebijakan tersebut dipandang akan sia-sia saja, harga akhirnya tetap mengikuti pasaran dan masyarakat tetap kesulitan memperoleh minyak goreng.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022