Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola) menggelar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriyah, di Aula Selidah Marabahan, Selasa (1/3).

Sekdakab Batola H Zulkipli Yadi Noor menyampaikan, terdapat beberapa hal sangat penting dari pelaksanaan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 

Pertama, sebut dia,  terkait peristiwa Isra Mi’raj itu sendiri, dimana jika disandarkan kepada nalar tentunya tidak akan mampu untuk mencerna namun semua itu bisa terjawab atas dasar keimanan dan keyakinan atas mu’jizat yang diberikan kepada baginda Rasulullah SAW. 

Terlebih saat peristiwa terjadi kala itu, jelas dia,  perkembangan teknologi masih terbilang primitif sekitar 14 abad yang silam. 

“Bisa dibayangkan dari jarak yang sejauh itu perjalanannya mulai Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian dinaikkan ke Sidratul Muntaha sehingga keimanan benar-benar teruji,” katanya.

Pria yang pernah menjabat Kepala Bappelitbang Batola ini menguraikan, peristiwa Isra Mi’raj sesungguhnya mengandung perintah shalat. 

Sehingga, papar dia,  dari kejadian patut untuk menjadi renungan bagi kaum muslimin akan pentingnya melaksanakan kewajiban shalat lima waktu sehari semalam.

Terkait peringatan Isra Miraj, pria yang sebelumnya pernah menjabat Kadistan TPH Batola ini menilai, bagian teramat penting untuk terus dilaksanakan dalam rangka syiar sekaligus memperkenalkan kepada generasi agar peristiwa penting ini senantiasa terus diketahui. 

Mengingat, sebut dia, tanpa adanya peringatan semacam ini dikhawatirkan generasi berikut terutama anak-anak kehilangan sejarah luar biasa dalam upaya penanaman keimanan dan ketaqwaan yang senantiasa harus digaungkan. 

Sementara, Penceramah Ustadz Helmi Kasyful Anwar mengatakan, pelaksanaan peringatan Isra Miraj yang digelar tersebut merupakan perbuatan mulia. 

Sesuai firman Allah menyatakan, sebutnya, setiap yang mengagungkan dan memuliakan syiar-syiarnya Allah adalah salah satu dari ketaqwaan kepada Allah SWT. 

“Alhamdulillah saat ini Allah telah mengumpulkan kita semua di tempat yang baik dan mulia yaitu bulan Rajab. Sebagaimana firman Allah bahwasanya dalam satu tahun terdapat 12 bulan di antara 12 bulan terdapat empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. Barang siapa yang memuliakan sesuatu yang dimuliakan Allah maka akan dimuliakan juga oleh Allah SWT,” paparnya sembari mengutip ayat Allah. 

Ustadz Helmi menceritakan pengalaman Saidina Saubah yang berjalan bersama baginda Rasulullah SAW yang kemudian di tengah perjalanan tiba-tiba beliau mampir di suatu pekuburan sambil menangis. 

Ketika Saidina Saubah menanyakan,  Rasulullah menjawab dan menangis karena melihat orang yang di dalam kubur tersebut sedang disiksa.

Rasulullah mengatakan kepada Saubah seandainya orang yang ada di kubur itu pernah memuliakan bulan Rajab walau pun satu malam atau berpuasa satu hari di bulan Rajab niscaya tidak akan disiksa.

“Jadi intinya bulan Rajab ini bulan mulia kita sebagai muslim atau mu’min dianjurkan memuliakan sesuatu yang dimuliakan oleh Allah SWT,” paparnya.

Acara tersebut juga dihadiri para staf ahli, para asisten, para pimpinan SKPD, Ketua MUI beserta jajaran, pengurus IPQAH, ormas, pejabat eselon III, para pelaksana, dan undangan. 
 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022