Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa kontes ikan hias merupakan salah satu sarana pelaku usaha budi daya ikan hias untuk meningkatkan peluang usaha terutama untuk komoditas yang populer di pasaran.
Plt Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Kusdiantoro dalam keterangan di Jakarta, Senin, menyatakan pihaknya melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal bekerja sama dengan Komunitas Tegal Guppy Team (TGT), telah menyelenggarakan Tegal Guppy Show II Tingkat Nasional, pada 13 Februari 2022.
Kerja sama tersebut, menurut Kusdiantoro, antara lain adalah dalam rangka meningkatkan usaha produktif budi daya ikan hias.
"Animo kegiatan ini cukup besar. Kontes ini tentunya bukan sekedar mengumpulkan berbagai strain guppy, tapi bagaimana menggaungkan edukasi kepada masyarakat luas untuk melihat peluang usaha di tengah pandemi ini," katanya.
Baca juga: G20 perlu menjadi ajang Indonesia ajak berantas pencurian ikan global
Kusdiantoro menerangkan bahwa budidaya ikan hias terutama guppy ini layak dijadikan komoditas primadona karena memiliki berbagai keunggulan seperti sistem budidaya yang tidak memerlukan lahan yang luas.
Selain itu, ujar dia, keuntungan lainnya adalah, nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan konsumsi, serta perputaran dana yang lebih cepat dalam usaha sehingga pelaku usaha dapat lebih cepat dalam pengembalian modal.
"Tak hanya menarik, guppy juga menjadi komoditas yang diminati pasar nasional maupun global," ucap Kusdiantoro.
Selain menggenjot dari sisi produksi, melalui kontes ini pihaknya berharap dapat menciptakan multiplier effect (efek ganda) kepada BPPP Tegal, Komunitas Guppy hingga para penghobi maupun pembudidaya untuk dapat mengembangkan varian guppy yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Selain meningkatkan pendapatan, lanjutnya, strain yang beragam dapat mendongkrak nilai ekspor nasional.
Baca juga: Badan Riset SDM berupaya dukung KKP raih opini WTP
Kusdiantoro juga mendorong agar kontes-kontes semacam ini dapat berlangsung secara berkelanjutan dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki BRSDM. Salah satunya yakni Mall Ikan Tegal milik BPPP Tegal yang berfungsi untuk memfasilitasi pemasaran dan memberikan edukasi dalam rangka menjalankan fungsi pelatihan dan penyuluhan dalam menunjang peningkatan perekonomian masyarakat kelautan dan perikanan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan komoditas ikan hias menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat.
Indonesia dinilai berpeluang merebut pangsa pasar ikan hias dunia. Data Trademap menunjukkan, sejak tahun 2016-2019, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai eksportir ikan hias dunia setelah Jepang, Singapura dan Spanyol.
Berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode Januari-Maret 2021 mencapai 9,2 juta dolar AS. Capaian ini menjadi yang paling besar dibanding empat tahun terakhir pada periode yang sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Plt Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Kusdiantoro dalam keterangan di Jakarta, Senin, menyatakan pihaknya melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal bekerja sama dengan Komunitas Tegal Guppy Team (TGT), telah menyelenggarakan Tegal Guppy Show II Tingkat Nasional, pada 13 Februari 2022.
Kerja sama tersebut, menurut Kusdiantoro, antara lain adalah dalam rangka meningkatkan usaha produktif budi daya ikan hias.
"Animo kegiatan ini cukup besar. Kontes ini tentunya bukan sekedar mengumpulkan berbagai strain guppy, tapi bagaimana menggaungkan edukasi kepada masyarakat luas untuk melihat peluang usaha di tengah pandemi ini," katanya.
Baca juga: G20 perlu menjadi ajang Indonesia ajak berantas pencurian ikan global
Kusdiantoro menerangkan bahwa budidaya ikan hias terutama guppy ini layak dijadikan komoditas primadona karena memiliki berbagai keunggulan seperti sistem budidaya yang tidak memerlukan lahan yang luas.
Selain itu, ujar dia, keuntungan lainnya adalah, nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan konsumsi, serta perputaran dana yang lebih cepat dalam usaha sehingga pelaku usaha dapat lebih cepat dalam pengembalian modal.
"Tak hanya menarik, guppy juga menjadi komoditas yang diminati pasar nasional maupun global," ucap Kusdiantoro.
Selain menggenjot dari sisi produksi, melalui kontes ini pihaknya berharap dapat menciptakan multiplier effect (efek ganda) kepada BPPP Tegal, Komunitas Guppy hingga para penghobi maupun pembudidaya untuk dapat mengembangkan varian guppy yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Selain meningkatkan pendapatan, lanjutnya, strain yang beragam dapat mendongkrak nilai ekspor nasional.
Baca juga: Badan Riset SDM berupaya dukung KKP raih opini WTP
Kusdiantoro juga mendorong agar kontes-kontes semacam ini dapat berlangsung secara berkelanjutan dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki BRSDM. Salah satunya yakni Mall Ikan Tegal milik BPPP Tegal yang berfungsi untuk memfasilitasi pemasaran dan memberikan edukasi dalam rangka menjalankan fungsi pelatihan dan penyuluhan dalam menunjang peningkatan perekonomian masyarakat kelautan dan perikanan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan komoditas ikan hias menjadi salah satu andalan Indonesia dalam menopang perekonomian masyarakat.
Indonesia dinilai berpeluang merebut pangsa pasar ikan hias dunia. Data Trademap menunjukkan, sejak tahun 2016-2019, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai eksportir ikan hias dunia setelah Jepang, Singapura dan Spanyol.
Berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode Januari-Maret 2021 mencapai 9,2 juta dolar AS. Capaian ini menjadi yang paling besar dibanding empat tahun terakhir pada periode yang sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022