Kalimantan Selatan (Kalsel) secara konsisten memperkuat strategi 3T (testing, tracing dan treatment) dalam upaya mempercepat penemuan kasus penularan COVID-19.
"Jadi sejak awal pandemi upaya 3T jadi fokus kami. Karena prinsipnya semakin cepat menemukan kasus penularan maka semakin cepat pula pengendaliannya,, di samping edukasi protokol kesehatan 6M," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhamad Muslim di Banjarmasin, Jumat.
Pihaknya tidak khawatir melakukan testing atau tes COVID-19 dan pelacakan kontak erat meski dampaknya kasus terlaporkan tinggi bahkan serempak di 13 kabupaten dan kota.
Menurut Muslim, lebih cepat ditemukan di awal daripada penularan semakin tidak terkendali akibat tidak dilakukan testing dan pelacakan.
"Kalau yang terkonfirmasi positif cepat terdeteksi maka lebih cepat juga proses penanganan penyembuhannya," ujarnya.
Kemudian upaya mencegah kemungkinan penularan kepada orang sekitar juga jadi lebih cepat bisa dilakukan, sehingga kontak erat dari yang terkonfirmasi positif bisa ditekan semaksimal mungkin.
Terkait penyebaran varian Omicron saat ini, Muslim mengakui strateginya juga berbeda dibanding ketika varian Delta yang jadi serangan gelombang kedua pandemi pada Agustus 2021.
Jika varian Delta kesiapan rumah sakit dengan segala sarana prasarananya diperkuat, namun saat ini justru kesiapan tempat isolasi yang dimaksimalkan.
Mengingat orang terpapar Omicron mayoritas gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, sehingga tidak perlu perawatan di rumah sakit.
"Data kita juga menunjukkan pasien yang terpapar jika sudah divaksinasi lengkap maka hanya gejala ringan dan lebih cepat sembuhnya," ucap Muslim.
Fakta tersebut, menurut dia, jadi lebih memotivasi pihaknya untuk terus melakukan akselerasi vaksinasi yang kini capaiannya sudah di atas 80 persen untuk dosis pertama dengan target 3,16 juta orang.
Sementara untuk lansia sudah di kisaran 65 persen pada suntikan pertama. Sedangkan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun masih perlu dimaksimalkan lagi mengingat capaiannya masih sekitar 50 persen untuk dosis pertama dari sasaran 440.853 anak.
"Kalau vaksinasi bisa capai 100 persen sesuai yang ditargetkan, maka kami yakin pandemi bisa menjadi endemik," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Jadi sejak awal pandemi upaya 3T jadi fokus kami. Karena prinsipnya semakin cepat menemukan kasus penularan maka semakin cepat pula pengendaliannya,, di samping edukasi protokol kesehatan 6M," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhamad Muslim di Banjarmasin, Jumat.
Pihaknya tidak khawatir melakukan testing atau tes COVID-19 dan pelacakan kontak erat meski dampaknya kasus terlaporkan tinggi bahkan serempak di 13 kabupaten dan kota.
Menurut Muslim, lebih cepat ditemukan di awal daripada penularan semakin tidak terkendali akibat tidak dilakukan testing dan pelacakan.
"Kalau yang terkonfirmasi positif cepat terdeteksi maka lebih cepat juga proses penanganan penyembuhannya," ujarnya.
Kemudian upaya mencegah kemungkinan penularan kepada orang sekitar juga jadi lebih cepat bisa dilakukan, sehingga kontak erat dari yang terkonfirmasi positif bisa ditekan semaksimal mungkin.
Terkait penyebaran varian Omicron saat ini, Muslim mengakui strateginya juga berbeda dibanding ketika varian Delta yang jadi serangan gelombang kedua pandemi pada Agustus 2021.
Jika varian Delta kesiapan rumah sakit dengan segala sarana prasarananya diperkuat, namun saat ini justru kesiapan tempat isolasi yang dimaksimalkan.
Mengingat orang terpapar Omicron mayoritas gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, sehingga tidak perlu perawatan di rumah sakit.
"Data kita juga menunjukkan pasien yang terpapar jika sudah divaksinasi lengkap maka hanya gejala ringan dan lebih cepat sembuhnya," ucap Muslim.
Fakta tersebut, menurut dia, jadi lebih memotivasi pihaknya untuk terus melakukan akselerasi vaksinasi yang kini capaiannya sudah di atas 80 persen untuk dosis pertama dengan target 3,16 juta orang.
Sementara untuk lansia sudah di kisaran 65 persen pada suntikan pertama. Sedangkan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun masih perlu dimaksimalkan lagi mengingat capaiannya masih sekitar 50 persen untuk dosis pertama dari sasaran 440.853 anak.
"Kalau vaksinasi bisa capai 100 persen sesuai yang ditargetkan, maka kami yakin pandemi bisa menjadi endemik," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022