Organisasi relawan Posko Meratus menggelar kegiatan pelatihan kebencanaan bagi generasi muda dari desa-desa rawan bencana di Kabupaten Hulu SungainTengah, Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan yang berlangsung di Sekretariat Posko Meratus, Hantakan ini dikemas dalam bentuk diskusi lingkungan, sosialisasi kebencanaan dan pembekalan atau pelatihan bencana kerjasama dengan Pena Hijau Indonesia, Walhi Kalsel, IJTI Kalsel dan Serikat Petani Indonesia (Biji Kopi).
Ketua Posko Meratus Kasman Susanto, Jumat (14/1) mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan SDM masyarakat terutama generasi muda di desa dalam menghadapi bencana.
"Desa-desa di wilayah kami dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan daerah rawan bencana, sehingga peningkatan SDM di bidang kebencanaan sangat penting. Kegiatan ini juga menjadi renungan, menandai satu tahun bencana banjir bandang dan longsor yang menghancurkan wilayah Hantakan," ungkapnya.
Kegiatan yang juga mendapat dukungan dari PT Pertamina Regional Kalimantan ini, diisi dengan pembekalan atau pelatihan kebencanaan yang menghadirkan BPBD Provinsi Kalsel dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Asisten II Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Riduan mengatakan bencana banjir dan longsor yang berulang kali terjadi telah berimbas pada rusaknya infrastruktur dan terpuruknya ekonomi masyarakat dan daerah.
"Kita harus siap menghadapi bencana karena wilayah kita memang rawan bencana. Karena itu kami sangat mengapresiasi kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan SDM desa dan mitigasi bencana ini," tutur Riduan yang menjadi salah satu korban banjir besar awal 2021 lalu.
Camat Hantakan, Sahri Ramadhan mengatakan Kecamatan Hantakan menjadi salah satu daerah rawan dan terparah dilanda banjir dan longsor. Karena itu pihaknya terus mendorong peningkatan SDM desa untuk mitigasi bencana.
Data BPBD Kalsel menyebutkan sepanjang 2021, terjadi lebih dari 40 kali bencana banjir, ditambah bencana longsor, angin kencang dan rob atau gelombang pasang.
Ada ratusan desa yang dilanda bencana dengan jumlah warga terdampak lebih dari 700 ribu jiwa, serta puluhan diantaranya meninggal dunia.
Bencana banjir besar yang terjadi berulang kali ini menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur di daerah hingga terpuruknya ekonomi masyarakat.
Rangkaian kegiatan ini dibarengi kegiatan penyerahan radio komiunikasi untuk membantu penanganan bencana oleh Walhi Kalsel kepada perwakilan masyarakat desa dan ditutup dengan malam renungan dan selamatan HUT Posko Meratus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Kegiatan yang berlangsung di Sekretariat Posko Meratus, Hantakan ini dikemas dalam bentuk diskusi lingkungan, sosialisasi kebencanaan dan pembekalan atau pelatihan bencana kerjasama dengan Pena Hijau Indonesia, Walhi Kalsel, IJTI Kalsel dan Serikat Petani Indonesia (Biji Kopi).
Ketua Posko Meratus Kasman Susanto, Jumat (14/1) mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan SDM masyarakat terutama generasi muda di desa dalam menghadapi bencana.
"Desa-desa di wilayah kami dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan daerah rawan bencana, sehingga peningkatan SDM di bidang kebencanaan sangat penting. Kegiatan ini juga menjadi renungan, menandai satu tahun bencana banjir bandang dan longsor yang menghancurkan wilayah Hantakan," ungkapnya.
Kegiatan yang juga mendapat dukungan dari PT Pertamina Regional Kalimantan ini, diisi dengan pembekalan atau pelatihan kebencanaan yang menghadirkan BPBD Provinsi Kalsel dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Asisten II Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Riduan mengatakan bencana banjir dan longsor yang berulang kali terjadi telah berimbas pada rusaknya infrastruktur dan terpuruknya ekonomi masyarakat dan daerah.
"Kita harus siap menghadapi bencana karena wilayah kita memang rawan bencana. Karena itu kami sangat mengapresiasi kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan SDM desa dan mitigasi bencana ini," tutur Riduan yang menjadi salah satu korban banjir besar awal 2021 lalu.
Camat Hantakan, Sahri Ramadhan mengatakan Kecamatan Hantakan menjadi salah satu daerah rawan dan terparah dilanda banjir dan longsor. Karena itu pihaknya terus mendorong peningkatan SDM desa untuk mitigasi bencana.
Data BPBD Kalsel menyebutkan sepanjang 2021, terjadi lebih dari 40 kali bencana banjir, ditambah bencana longsor, angin kencang dan rob atau gelombang pasang.
Ada ratusan desa yang dilanda bencana dengan jumlah warga terdampak lebih dari 700 ribu jiwa, serta puluhan diantaranya meninggal dunia.
Bencana banjir besar yang terjadi berulang kali ini menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur di daerah hingga terpuruknya ekonomi masyarakat.
Rangkaian kegiatan ini dibarengi kegiatan penyerahan radio komiunikasi untuk membantu penanganan bencana oleh Walhi Kalsel kepada perwakilan masyarakat desa dan ditutup dengan malam renungan dan selamatan HUT Posko Meratus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022