Plt Kepala Bapelitbangda Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan, Fahmi Jauhari mengkhawatirkan keberadaan Ibukota Negara (IKN) di provinsi tetangga yakni Kalimantan Timur akan menyedot tenaga kerja potensial yang ada di HSU
"Khawatirnya nanti yang tertinggal hanya tenaga kerja kurang potensial, lalu siapa lagi yang membangun HSU?, " ujar Fahmi di Amuntai, Rabu (05/01).
Fahmi mengatakan, Pemerintah Kabupaten HSU akan memperkuat potensi sumber daya yang dimilikinya dalam rangka persiapan menghadapi terbentuknya IKN tersebut.
Penguatan potensi SDA dimaksudkan agar tenaga kerja potensial di Kabupaten HSU tidak tersedot ke kawasan IKN.
Sebagai wilayah penggangga IKN, persiapan harus dilakukan Pemkab HSU mulai sekarang sehingga keberadaan IKN membawa dampak positif bagi masyarakat HSU.
Fahmi mengatakan, Pemkab HSU dalam program pembangunan jangka menengah kedepan akan meningkatkan usaha sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang menjadi potensi.
Sebagian besar wilayah Kabupaten HSU, katanya merupakan lahan rawa yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian seperti tanaman padi, perikanan, peternakan dan holtikultura dan lainnya.
Namun diakui nilai jual produk pertanian masih perlu ditingkatkan agar memiliki nilai tambah lebih untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Bebagai produk pertanian harus diolah agar memiliki nilai tambah, selama ini banyak produk pertanian dijual mentah sehingga kurang meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.
Padahal, lanjutnya, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kabupaten HSU adalah bertani, disusul sektor perdagangan dan jasa.
Sebagai salah satu kabupaten penyangga IKN nantinya, Pemkab HSU berharap Kabupaten HSU juga bisa berkembang menjadi kawasan ekonomi sehingga menumbuhkan sektor industri, perdagangan dan jasa.
Fahmi yakin, banyak investor tertarik dan menanamkan modal di Kabupaten HSU jika IKN terbentuk nanti, mengingat potensi pertanian, perdagangan dan jasa yang dimiliki HSU.
Ia yakin Kabupaten HSU bisa mengisi kebutuhan IKN akan produk pangan, perikanan, peternakan dan berbagai produk kerajinan juga akan berkembang.
Keyakinan Fahmi cukup beralasan, pasalnya sekarang ini saja Kabupaten HSU menjadi pemasok untuk wilayah sekitarnya, apalagi jika IKN terbentuk
Ia mencontohkan, Pasar Induk Amuntai tidak saja memenuhi kebutuhan masyarakat HSU melainkan wilayah Banua Lima (lima kabupaten yang bertetangga yakni HSU, HST, Tabalong, Balangan dan HSS).
Demikian juga produk kerajinan dimana Kabupaten HSU merupakan sentra kerajinan di Kalsel yang memenuhi kebutuhan masyarakat hingga ke Kalteng dan Kaltim.
Apalagi Kabupaten HSU merupakan wilayah perlintasan antar provinsi yang berdampak bagi masyarakatnya.
Namun peluang bukan tanpa masalah dan ancaman, IKN sebagai kota Metropolitan pasti
memunculkan permasalahan sosial, seperti meningkatnya jumlah pendatang, masalah sosial, pemukiman, tingkat kriminalitas dan sebagainya.
"Menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah yang muncul dari berkembangnya Kota Metropolitan," katanya.
Masalah banjir dan terbatasnya lahan menjadi tantangan yang harus diupayakan pemecahan masalahnya kedepan oleh pemerintah daerah.
Sekretaris Dinas Pertanian (Di) HSU H Haridi berharap pemerintah mulai mengatur masalah bencana banjir yang kerap terjadi hampir setiap tahun karena sangat berdampak bagi pengembangan sektor pertanian.
"Lahan pertanian kita selalu terdampak ketika terjadi banjir, mengganggu produksi tanaman padi," katanya.
Haridi juga berharap setiap desa bisa mengembangkan keunggulan lokal untuk diproduksi , Satu Desa Satu Produk (One village one produk).
Sehingga setiap desa nantinya bisa memasok untuk kebutuhan masyarakat di wilayah IKN dan sekitarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Khawatirnya nanti yang tertinggal hanya tenaga kerja kurang potensial, lalu siapa lagi yang membangun HSU?, " ujar Fahmi di Amuntai, Rabu (05/01).
Fahmi mengatakan, Pemerintah Kabupaten HSU akan memperkuat potensi sumber daya yang dimilikinya dalam rangka persiapan menghadapi terbentuknya IKN tersebut.
Penguatan potensi SDA dimaksudkan agar tenaga kerja potensial di Kabupaten HSU tidak tersedot ke kawasan IKN.
Sebagai wilayah penggangga IKN, persiapan harus dilakukan Pemkab HSU mulai sekarang sehingga keberadaan IKN membawa dampak positif bagi masyarakat HSU.
Fahmi mengatakan, Pemkab HSU dalam program pembangunan jangka menengah kedepan akan meningkatkan usaha sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang menjadi potensi.
Sebagian besar wilayah Kabupaten HSU, katanya merupakan lahan rawa yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian seperti tanaman padi, perikanan, peternakan dan holtikultura dan lainnya.
Namun diakui nilai jual produk pertanian masih perlu ditingkatkan agar memiliki nilai tambah lebih untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Bebagai produk pertanian harus diolah agar memiliki nilai tambah, selama ini banyak produk pertanian dijual mentah sehingga kurang meningkatkan kesejahteraan petani," terangnya.
Padahal, lanjutnya, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kabupaten HSU adalah bertani, disusul sektor perdagangan dan jasa.
Sebagai salah satu kabupaten penyangga IKN nantinya, Pemkab HSU berharap Kabupaten HSU juga bisa berkembang menjadi kawasan ekonomi sehingga menumbuhkan sektor industri, perdagangan dan jasa.
Fahmi yakin, banyak investor tertarik dan menanamkan modal di Kabupaten HSU jika IKN terbentuk nanti, mengingat potensi pertanian, perdagangan dan jasa yang dimiliki HSU.
Ia yakin Kabupaten HSU bisa mengisi kebutuhan IKN akan produk pangan, perikanan, peternakan dan berbagai produk kerajinan juga akan berkembang.
Keyakinan Fahmi cukup beralasan, pasalnya sekarang ini saja Kabupaten HSU menjadi pemasok untuk wilayah sekitarnya, apalagi jika IKN terbentuk
Ia mencontohkan, Pasar Induk Amuntai tidak saja memenuhi kebutuhan masyarakat HSU melainkan wilayah Banua Lima (lima kabupaten yang bertetangga yakni HSU, HST, Tabalong, Balangan dan HSS).
Demikian juga produk kerajinan dimana Kabupaten HSU merupakan sentra kerajinan di Kalsel yang memenuhi kebutuhan masyarakat hingga ke Kalteng dan Kaltim.
Apalagi Kabupaten HSU merupakan wilayah perlintasan antar provinsi yang berdampak bagi masyarakatnya.
Namun peluang bukan tanpa masalah dan ancaman, IKN sebagai kota Metropolitan pasti
memunculkan permasalahan sosial, seperti meningkatnya jumlah pendatang, masalah sosial, pemukiman, tingkat kriminalitas dan sebagainya.
"Menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah yang muncul dari berkembangnya Kota Metropolitan," katanya.
Masalah banjir dan terbatasnya lahan menjadi tantangan yang harus diupayakan pemecahan masalahnya kedepan oleh pemerintah daerah.
Sekretaris Dinas Pertanian (Di) HSU H Haridi berharap pemerintah mulai mengatur masalah bencana banjir yang kerap terjadi hampir setiap tahun karena sangat berdampak bagi pengembangan sektor pertanian.
"Lahan pertanian kita selalu terdampak ketika terjadi banjir, mengganggu produksi tanaman padi," katanya.
Haridi juga berharap setiap desa bisa mengembangkan keunggulan lokal untuk diproduksi , Satu Desa Satu Produk (One village one produk).
Sehingga setiap desa nantinya bisa memasok untuk kebutuhan masyarakat di wilayah IKN dan sekitarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022