Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Perajin anyaman purun dan eceng gondok di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mampu penuhi pesanan pembelian produk kerajinan ini hingga 1500 unit perbulan.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung Desa Banyu Hirang Yanor di Amuntai Sabtu menuturkan agar mampu penuhi pesanan besar dirinya dibantu perajin desa lain.
"Produk kerajinan kita datangkan dari perajin desa lain yang kita bantu pelatihannya selama tiga tahun terakhir sehingga bisa penuhi pesanan yang besar dari luar daerah," Ujar Yanor.
Yanor mengatakan para perajin dari lima desa yakni Desa Harus, Palimbang Gusti, Rukam Hulu, Rukam Hilir dan Desa Banyu Hirang telah mendapat pelatihan dan bantuan mesin jahit purun dari Program Kluster Anpung Bank Indonesia.
"Alhamdulillah berkat pelatihan selama ini produk kerajinan yang bisa kita penuhi bukan lagi dalam bentuk produk setengah jadi, namun berbentuk desain dan motif sehingga harga jualnya juga lebih tinggi," terangnya.
Ia melanjutkan, sebanyak 1500 buah per bulan bisa dipenuhui dengan penghasilan kotor yang kita peroleh sebesar Rp25 juta -Rp30 juta perbulan.
Selain memberikan pelatihan kepada perajin binaan dari desa lain, KUB Kembang Ilung yang dipimpinnya juga berupaya menyediakan bahan baku eceng gondok jika dibutuhkan.
Yanor sadar ketersediaan bahan baku eceng gondok yang siap olah menjadi anyaman kerajinan harus selalu tersedia agar lebih cepat memenuhi pesanan pembelian.
Selain bisa meningkatkan omset KUB Kembang Ilung, sinergi dan kerjasama pemasaran ini juga meningkatkan pendapatan perajin desa lain sebagai pemasok produk siap jual bagi KUB Kembang Ilung.
"Perajin sendiri yang menentukan harga jual kepada KUB Kembang Ilung sehingga mereka tidak dirugikan," katanya.
Yanor berterima kasih kepada Kementerian Daerah tertinggal dan Bank Indoensia serta Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten HSU yang telah memberikan bantuan pelatihan, promosi dan pemasaran selama ini.
Yanor optimis, prospek kerajinan purun dan eceng gondok masih menjanjikan karena ada peluang ekspor yang masih belum digarap.
"Kita terus mengembangkan kerjasama dengan kelompok perajin lain agar bisa memenuhi pesanan ekspor," pungkasnya. /Eddy Abdillah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung Desa Banyu Hirang Yanor di Amuntai Sabtu menuturkan agar mampu penuhi pesanan besar dirinya dibantu perajin desa lain.
"Produk kerajinan kita datangkan dari perajin desa lain yang kita bantu pelatihannya selama tiga tahun terakhir sehingga bisa penuhi pesanan yang besar dari luar daerah," Ujar Yanor.
Yanor mengatakan para perajin dari lima desa yakni Desa Harus, Palimbang Gusti, Rukam Hulu, Rukam Hilir dan Desa Banyu Hirang telah mendapat pelatihan dan bantuan mesin jahit purun dari Program Kluster Anpung Bank Indonesia.
"Alhamdulillah berkat pelatihan selama ini produk kerajinan yang bisa kita penuhi bukan lagi dalam bentuk produk setengah jadi, namun berbentuk desain dan motif sehingga harga jualnya juga lebih tinggi," terangnya.
Ia melanjutkan, sebanyak 1500 buah per bulan bisa dipenuhui dengan penghasilan kotor yang kita peroleh sebesar Rp25 juta -Rp30 juta perbulan.
Selain memberikan pelatihan kepada perajin binaan dari desa lain, KUB Kembang Ilung yang dipimpinnya juga berupaya menyediakan bahan baku eceng gondok jika dibutuhkan.
Yanor sadar ketersediaan bahan baku eceng gondok yang siap olah menjadi anyaman kerajinan harus selalu tersedia agar lebih cepat memenuhi pesanan pembelian.
Selain bisa meningkatkan omset KUB Kembang Ilung, sinergi dan kerjasama pemasaran ini juga meningkatkan pendapatan perajin desa lain sebagai pemasok produk siap jual bagi KUB Kembang Ilung.
"Perajin sendiri yang menentukan harga jual kepada KUB Kembang Ilung sehingga mereka tidak dirugikan," katanya.
Yanor berterima kasih kepada Kementerian Daerah tertinggal dan Bank Indoensia serta Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten HSU yang telah memberikan bantuan pelatihan, promosi dan pemasaran selama ini.
Yanor optimis, prospek kerajinan purun dan eceng gondok masih menjanjikan karena ada peluang ekspor yang masih belum digarap.
"Kita terus mengembangkan kerjasama dengan kelompok perajin lain agar bisa memenuhi pesanan ekspor," pungkasnya. /Eddy Abdillah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015