Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan ibukotanya Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin) juga memiliki objek wisata menarik dan peninggalan sejarah berupa Candi Agung.

Warga masyarakat pun tidak melewatkan begitu saja keadaan yang cukup menarik itu, seperti halnya Dewi (32) bersama dua orang anak melihat objek wisata HSU dan Candi Agung Amuntai (kendati hanya tinggal situsnya), Sabtu (1/1/2022).

Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut yang berstatus pegawai negeri sipil kini bersama anaknya tinggal di Kandangan (135 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

"Banyak orang berwisata mengunjungi Candi Agung Amuntai dari berbagai daerah. Mungkin awal Tahun Baru dan ditambah tanggal 2 Januari 2022 hari libur," kata Dewi.

Di "kota bertaqwa" Amuntai kedua anak bernama Ayesha Rizqia Hafiza dengan sapaan Zaza dan Annasya Yumna Putri yang juga dipanggil Nasya mengaku senang berdharmawisata itu.

"Rami (ramai)," kata Zaza yang sudah duduk di kelas satu SDN Kandangan Kota 1 dan adiknya Nasya (3) yang belum fasih bica itu menjawab Antara Kalsel seraya menyatakan "kada jara" (tidak jera).

Selain objek wisata sejarah seperti situs Candi Agung, di kota Amuntai terdapat taman bermain menyediakan sarana dan prasarana untuk anak-anak antara lain naik kereta-keretaan, melukis dan berbagai jenis permainan lainnya.

Hal lain yang merupakan ciri HSU sebagai daerah produsen atau sentra itik di Kalsel di kota Amuntai - dekat rumah jabatan Bupati setempat terdapat patung itik. Karena itik unggul Itik Alabio terkenal hingga mancanegara, disamping kehidupan kerbau rawa juga menjadi objek wisata.

Oleh sebab itu, salah satu kuliner khas Banjar Kalsel yang banyak tamu/pendatang gemari atau coba makan itik panggang dengan rasa kegurihannya, serta burung belibis goreng (tergolong langka) yang juga berasal dari daerah rawa monoton Alabio.

Sementara dekat situs Candi Agung Amuntai itu terdapat museum sebagian peninggalan sejarah keturunan Kerajaan Dipa yang berdiri lebih kurang Tahun 1380 dengan raja pertamanya Ampu Djatmika.

Kerajaan Dipa itu sendiri merupakan cikal bakal Kerajaan Banjar Kalsel dengan raja pertamanya yang memeluk agama Islam Pangeran Samudera, kemudian berganti nama Sultan Suriansyah.

Kejayaan Kerajaan Banjar ketika Sultan Adam yang terkenal dengan Hukum Adat-nya dan penasihat spiritualnya Maulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kulampayan yang membuat sebuah karya besar terkenal Kitab Sabilal Muhtadin.

Kitab Sabilal Muhtadin atau juga dengan sebutan "kitab kuning", sebuah rujukan ilmu fikih yang bukan saja bagi kaum Muslim di Kalsel, tetapi hingga negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022