PT Adaro Indonesia kembali meneguhkan sebagai perusahaan pertambangan yang memiliki pengelolaan lingkungan hidup terbaik.
Kinerja positif tersebut membuat perusahaan tambang batu bara itu berhasil meraih penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penghargaan diserahkan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin serta Menteri LHK RI Siti Nurbaya, dan diterima Direktur PT Adaro Indonesia, Priyadi, di Istana Wakil Presiden RI, Selasa (28/12).
Ini merupakan Proper Emas keempat yang diterima Adaro, sejak pertama kali meraihnya pada tahun 2012, yang merupakan tonggak sejarah Adaro sebagai perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang berhasil menerima penghargaan tertinggi ini. Menurut Kepala Teknik Tambang PT Adaro Indonesia, Suhernomo, penghargaan ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak.
“Penghargaan Proper tidak hanya menilai satu aspek saja, tapi dari berbagai aspek, dari mulai pengelolaan lingkungan, good mining practice, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Ini hasil kerja keras semua pihak yang terlibat,” terangnya.
Melalui penghargaan ini, lanjut Suhernomo, ke depannya sinergi antar fungsi di Adaro harus terus dikuatkan.
“Semua aspek operasional Adaro harus bersinergi untuk mencapai tujuan menciptakan masyarakat pascatambang yang mandiri,” kata Suhernomo.
Sementara itu, CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Leni Marlina mengatakan, dalam penilaian Proper tahun ini, Adaro mengusung program sinergi antara perencanaan pascatambang dengan pemberdayaan madu kelulut di masyarakat.
“Adaro memiliki konsep budidaya madu kelulut di area penelitian dan pengembangan pascatambangnya. Konsep ini kemudian kami aplikasikan kepada UMKM Istana Kelulut binaan CSR di Kabupaten Balangan,” terangnya.
Menurut Leni, program pengembangan Istana Kelulut telah berhasil menjadi salah satu unggulan dalam Program Inovasi Sosial Lingkungan Adaro melalui perubahan metode budidaya madu kelulut di masyarakat, yang semula menggunakan pola tebang pohon menjadi budidaya berkelanjutan melalui sarang buatan.
“Selain itu, melalui program ini, Adaro berhasil memperkenalkan konsep good manufacturing practice melalui inovasi mesin panen otomatis dan perbaikan kemasan serta pelengkapan izin edar,” paparnya.
Dalam masa pandemi, Adaro berinisiatif membantu UMKM pembudidaya kelulut untuk bertahan dengan melakukan pemesanan produk dalam jumlah besar, untuk kemudian dibagikan kepada kelompok rentan yang ada di daerah operasional sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Salah satu kelompok rentan tersebut di antaranya adalah anak-anak penghuni panti asuhan Nurul Yaqin, Desa Inan, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
“Melihat potensi ekonomi dan manfaat dari madu kelulut tersebut, Adaro dan Istana Kelulut kemudian mendorong inisiatif kerjasama budidaya kelulut di panti asuhan Nurul Yaqin, sehingga diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan madu untuk para penghuni panti, namun bisa turut mendongkrak aspek ekonomi dari panti asuhan,” pungkas Leni.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kinerja positif tersebut membuat perusahaan tambang batu bara itu berhasil meraih penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penghargaan diserahkan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin serta Menteri LHK RI Siti Nurbaya, dan diterima Direktur PT Adaro Indonesia, Priyadi, di Istana Wakil Presiden RI, Selasa (28/12).
Ini merupakan Proper Emas keempat yang diterima Adaro, sejak pertama kali meraihnya pada tahun 2012, yang merupakan tonggak sejarah Adaro sebagai perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang berhasil menerima penghargaan tertinggi ini. Menurut Kepala Teknik Tambang PT Adaro Indonesia, Suhernomo, penghargaan ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak.
“Penghargaan Proper tidak hanya menilai satu aspek saja, tapi dari berbagai aspek, dari mulai pengelolaan lingkungan, good mining practice, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Ini hasil kerja keras semua pihak yang terlibat,” terangnya.
Melalui penghargaan ini, lanjut Suhernomo, ke depannya sinergi antar fungsi di Adaro harus terus dikuatkan.
“Semua aspek operasional Adaro harus bersinergi untuk mencapai tujuan menciptakan masyarakat pascatambang yang mandiri,” kata Suhernomo.
Sementara itu, CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Leni Marlina mengatakan, dalam penilaian Proper tahun ini, Adaro mengusung program sinergi antara perencanaan pascatambang dengan pemberdayaan madu kelulut di masyarakat.
“Adaro memiliki konsep budidaya madu kelulut di area penelitian dan pengembangan pascatambangnya. Konsep ini kemudian kami aplikasikan kepada UMKM Istana Kelulut binaan CSR di Kabupaten Balangan,” terangnya.
Menurut Leni, program pengembangan Istana Kelulut telah berhasil menjadi salah satu unggulan dalam Program Inovasi Sosial Lingkungan Adaro melalui perubahan metode budidaya madu kelulut di masyarakat, yang semula menggunakan pola tebang pohon menjadi budidaya berkelanjutan melalui sarang buatan.
“Selain itu, melalui program ini, Adaro berhasil memperkenalkan konsep good manufacturing practice melalui inovasi mesin panen otomatis dan perbaikan kemasan serta pelengkapan izin edar,” paparnya.
Dalam masa pandemi, Adaro berinisiatif membantu UMKM pembudidaya kelulut untuk bertahan dengan melakukan pemesanan produk dalam jumlah besar, untuk kemudian dibagikan kepada kelompok rentan yang ada di daerah operasional sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Salah satu kelompok rentan tersebut di antaranya adalah anak-anak penghuni panti asuhan Nurul Yaqin, Desa Inan, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
“Melihat potensi ekonomi dan manfaat dari madu kelulut tersebut, Adaro dan Istana Kelulut kemudian mendorong inisiatif kerjasama budidaya kelulut di panti asuhan Nurul Yaqin, sehingga diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan madu untuk para penghuni panti, namun bisa turut mendongkrak aspek ekonomi dari panti asuhan,” pungkas Leni.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021