Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Harga hewan kurban jenis sapi dan kerbau di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, untuk Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah rata--rata Rp14 juta per ekor.

"Kami bersama enam orang teman masing-masing harus menyetor uang Rp1,8 juta untuk membeli satu ekor sapi yang diserahkan kepada pantia kurban," kata seorang PNS di Kotabaru, Nur Hayati, di Kotabaru, Minggu.

Membeli hewan kurban dengan cara gabungan tujuh orang menjadi hal yang lazim di Kabupaten Kotabaru.

Untuk membeli hewan kurban yang harganya Rp14 juta per ekor, maka mereka harus membayar Rp2 juta per orang.

Rata-rata sapi yang harganya di atas Rp12 juta sampai Rp14 juta per ekor. Sedangkan hewan kurban berupa kerbau rata-rata harganya kisaran Rp9 juta-12 juta per ekor.

"Harga kerbau kali ini naik dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu pada kisaran Rp7 juta per ekor," kata seorang peternak kerbau di Kotabaru, Jufri.

Jufri mengaku, setiap tahun rata-rata mendapatkan pesanan kerbau untuk kurban bagi kelompok masyarakat ataupun perusahaan kisaran 10 hingga 20 ekor.

Dia mengemukakan, kerbau seharga Rp9 juta-Rp12 juta per ekor memiliki daging kisaran 65 kg sampai 80 kg.

Kerbau-kerbau tersebut hasil peternakan lokal yang dikembangkan oleh masyarakat di daerah Pulaulaut bagian selatan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Kotabaru H Abdul Hamid, mengemukakan, kebutuhan hewan kurban Kotabaru sebanyak 625 ekor.

Kebutuhan hewan kurban untuk umat Islam di Kotabaru tersebut dipenuhi dari daerah sendiri dan luar Kotabaru.

"Hewan kurban untuk masyarakat dipenuhi langsung oleh peternak lokal, tetapi untuk perusahaan sebagian besar disuplai dari pedagang besar yang mendatangkan sapi dari luar Kotabaru, bahkan dari luar Kalsel," kata Hamid.

Hamid menjelaskan, harga hewan kurban untuk Idul adha 1436 Hijriah masih berkisar Rp10 juta-Rp14 juta per ekor.

Harga tersebut, menurut Hamid, sudah dianggap biasa bagi masyarakat Kotabaru, berbeda dengan daerah lain, karena sapi-sapi yang didatangkan dari luar daerah memerlukan biaya transportasi dan biaya pemeliharaan yang tinggi.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015