Dalam rangkaian studi tiru rombongan para camat dan kepala desa di program CSR PT Antang Gunung Meratus (AGM) selama empat hari di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dilakukan juga kunjungan, ke Kampung Sade, atau tepatnya disebut Dusun Sade yang dihuni Suku Sasak, yang merupakan suku asli Pulau Lombok, di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah.
Dusun Sade memiliki keunikan dan potensi wisata yang menjadi daya tarik para pengunjung yang biasanya akan merasa tidak lengkap apabila berwisata ke Lombok namun tidak berkunjung ke kampung ini, kampung suku asli yang tetap mempertahankan kearifan lokal sehingga potensi wisata yang telah mendunia, kearifan lokal tersebut berupa seperti tradisi dan budaya di tengah-tengah modernisasi.
"Keunikan pertama yang akan disuguhkan dan dilihat pengunjung di sini tentunya adalah tempat tinggal suku asli di sini, karena masih mempertahankan tradisi lelulur, atap berasal dari anyaman ilalang, tembok atau dinding dari berbahan bambu, kuda-kudanya dari anyaman bambu tanpa paku, serta rumah beralaskan tanah," kata Anto, Pemandu Lokal.
Baca juga: CSR PT AGM boyong camat dan kepala desa Tapin dan HSS studi tiru ke Lombok
Dijelaskan dia, ada dua jenis bangunan di perkampungan Suku Sasak ini, yakni Bale Lumbung dan Bale Tani, Bale Lumbung diperuntukkan untuk menyimpan hasil bumi sementara Bale Tani merupakan tempat tinggal warga, di mana di Dusun Sade ini ditempati sekitar 700 an jiwa yang tetap mempertahankan tradisi leluhur, sehingga pengunjung di sini akan tetap merasakan suasana pemukiman suku asli Lombok yang berusia lebih ribuan tahun.
Ada yang unik dari tempat tinggal Suku Sasak yaitu lantai yang beralaskan tanah, yang rutin mereka pelihara dengan cara mengepel dengan kotoran hewan, yakni kotoran sapi atau kerbau, dipercaya dengan cara itu akan menjaga kesucian tempat tinggal, bangunan tempat tinggal dibuat tidak menggunakan jendela hanya ada beberapa lobang untuk pertukaran udara atau ventilasi, serta hanya ada satu pintu.
Pintu pun dibuat rendah sehingga setiap orang berkunjung akan menundukkan kepala dan badan untuk memasuki rumah di Dusun Sade, ini juga bagian tradisi bahwa setiap orang yang masuk ke tempat tinggal Suku Sasak akan memberikan penghormatan, di dusun ini mayoritas warganya memeluk agama Islam atau muslim, ada mesjid yang juga dibangun berciri khas lokal di perkampungan tersebut.
Baca juga: CSR PT AGM : Belajar pembibitan hingga hasil olahan ikan di Batu Kumbung, NTB
"Di kampung ini antar warga memiliki hubungan kekerabatan atau keluarga, di budaya Suku Sasak membolehkan perkawinan antar sepupu di dalam suku, dan bagi laki-laki yang ingin memperistri perempuan dalam adat suku bukannya dilakukan lamaran tapi diculik, karena lamaran bisa dianggap penghinaan bagi keluarga calon pengantin perempuan," katanya.
Rombongan studi tiru CSR PT AGM di kampung ini ketika memasuki perkampungan, mendapatkan sambutan khusus dengan Tarian Peresean Suku Sasak, dengan alunan musik tradisional khas serta menampilkan dua petarung yang dilengkapi tombak rotan dengan keterampilan saling serang, menunjukkan kejantanan masing-masing, warga setempat pun mengundang anggota rombongan untuk berpartisipasi ikut menari sehingga suasana menjadi heboh dan meriah.
Perjalanan rombongan dari satu tempat ke tempat lainnya selama di Lombok dipandu dengan jasa dari Tour dan Travel "Lombok Lalu", yang membuat suasana perjalanan studi tiru berjalan sangat baik dan lancar, Lombok Lalu memastikan rombongan mendapatkan jasa pendampingan perjalanan dengan nyaman dan aman, serta selalu menyampaikan informasi yang menambah pengetahuan dan pengalaman pengunjung tentang destinasi wisata di Lombok.
Baca juga: Cerita dari Desa Bilebante, bermula lahan ekstambang pasir jadi desa wisata
"Kami berterima kasih kepada PT AGM dan rombongan para kades serta camat, telah mempercayakan pendampingan kunjungan selama di Lombok kepada kami, semoga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari sini untuk dapat diterapkan di daerah masing-masing, serta kami tak lupa memohonkan maaf andai ada kekurangan dalam pelayanan kami, silaturrahmi kami harapkan terjalin dan dikesempatan mendatang apabila ingin kembali berkunjung ke sini akan kami sambut dengan tangan terbuka," kata Yasri dari Tour dan Travel Lombok Lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Dusun Sade memiliki keunikan dan potensi wisata yang menjadi daya tarik para pengunjung yang biasanya akan merasa tidak lengkap apabila berwisata ke Lombok namun tidak berkunjung ke kampung ini, kampung suku asli yang tetap mempertahankan kearifan lokal sehingga potensi wisata yang telah mendunia, kearifan lokal tersebut berupa seperti tradisi dan budaya di tengah-tengah modernisasi.
"Keunikan pertama yang akan disuguhkan dan dilihat pengunjung di sini tentunya adalah tempat tinggal suku asli di sini, karena masih mempertahankan tradisi lelulur, atap berasal dari anyaman ilalang, tembok atau dinding dari berbahan bambu, kuda-kudanya dari anyaman bambu tanpa paku, serta rumah beralaskan tanah," kata Anto, Pemandu Lokal.
Baca juga: CSR PT AGM boyong camat dan kepala desa Tapin dan HSS studi tiru ke Lombok
Dijelaskan dia, ada dua jenis bangunan di perkampungan Suku Sasak ini, yakni Bale Lumbung dan Bale Tani, Bale Lumbung diperuntukkan untuk menyimpan hasil bumi sementara Bale Tani merupakan tempat tinggal warga, di mana di Dusun Sade ini ditempati sekitar 700 an jiwa yang tetap mempertahankan tradisi leluhur, sehingga pengunjung di sini akan tetap merasakan suasana pemukiman suku asli Lombok yang berusia lebih ribuan tahun.
Ada yang unik dari tempat tinggal Suku Sasak yaitu lantai yang beralaskan tanah, yang rutin mereka pelihara dengan cara mengepel dengan kotoran hewan, yakni kotoran sapi atau kerbau, dipercaya dengan cara itu akan menjaga kesucian tempat tinggal, bangunan tempat tinggal dibuat tidak menggunakan jendela hanya ada beberapa lobang untuk pertukaran udara atau ventilasi, serta hanya ada satu pintu.
Pintu pun dibuat rendah sehingga setiap orang berkunjung akan menundukkan kepala dan badan untuk memasuki rumah di Dusun Sade, ini juga bagian tradisi bahwa setiap orang yang masuk ke tempat tinggal Suku Sasak akan memberikan penghormatan, di dusun ini mayoritas warganya memeluk agama Islam atau muslim, ada mesjid yang juga dibangun berciri khas lokal di perkampungan tersebut.
Baca juga: CSR PT AGM : Belajar pembibitan hingga hasil olahan ikan di Batu Kumbung, NTB
"Di kampung ini antar warga memiliki hubungan kekerabatan atau keluarga, di budaya Suku Sasak membolehkan perkawinan antar sepupu di dalam suku, dan bagi laki-laki yang ingin memperistri perempuan dalam adat suku bukannya dilakukan lamaran tapi diculik, karena lamaran bisa dianggap penghinaan bagi keluarga calon pengantin perempuan," katanya.
Rombongan studi tiru CSR PT AGM di kampung ini ketika memasuki perkampungan, mendapatkan sambutan khusus dengan Tarian Peresean Suku Sasak, dengan alunan musik tradisional khas serta menampilkan dua petarung yang dilengkapi tombak rotan dengan keterampilan saling serang, menunjukkan kejantanan masing-masing, warga setempat pun mengundang anggota rombongan untuk berpartisipasi ikut menari sehingga suasana menjadi heboh dan meriah.
Perjalanan rombongan dari satu tempat ke tempat lainnya selama di Lombok dipandu dengan jasa dari Tour dan Travel "Lombok Lalu", yang membuat suasana perjalanan studi tiru berjalan sangat baik dan lancar, Lombok Lalu memastikan rombongan mendapatkan jasa pendampingan perjalanan dengan nyaman dan aman, serta selalu menyampaikan informasi yang menambah pengetahuan dan pengalaman pengunjung tentang destinasi wisata di Lombok.
Baca juga: Cerita dari Desa Bilebante, bermula lahan ekstambang pasir jadi desa wisata
"Kami berterima kasih kepada PT AGM dan rombongan para kades serta camat, telah mempercayakan pendampingan kunjungan selama di Lombok kepada kami, semoga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari sini untuk dapat diterapkan di daerah masing-masing, serta kami tak lupa memohonkan maaf andai ada kekurangan dalam pelayanan kami, silaturrahmi kami harapkan terjalin dan dikesempatan mendatang apabila ingin kembali berkunjung ke sini akan kami sambut dengan tangan terbuka," kata Yasri dari Tour dan Travel Lombok Lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021