Sri Wahyuni lebih 15 tahun mengabdi sebagai guru Taman Kanak-kanak Harapan Bangsa di Desa Hauwai Kecamatan Halong Kabupaten Balangan.
Kini perempuan kelahiran 20 Juni 1981 menyandang guru berprestasi tingkat Kabupaten Balangan.
Sri yang menetap dan besar di Desa Hauwai Kecamatan Halong sekitar 33 kilometer dari Kota Paringin merasa prihatin melihat banyaknya anak usia TK dan PAUD yang belum bisa mendapat pendidikan.
Para orangtua di Desa Hauwai Kecamatan Halong terpaksa membawa anak-anaknya kebun karena sarana pendidikan untuk Taman Kanak-kanak maupun PAUD di Desa Hauwai juga belum ada.
Akhirnya 2006 TK Harapan Bangsa mulai dibangun dan jumlah siswa hanya enam orang. Sekarang TK Harapan Bangsa memiliki 52 siswa termasuk kelompok bermain dengan empat orang guru.
Meski mengabdi di pedesaan tak menyurutkan semangat Sri untuk bisa membentuk generasi berkarakter yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan.
"Saya hanya konsisten menerapkan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter," ungkap alumni Universitas Terbuka Paringin.
Baginya pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pemberdayaan potensi peserta didik sejak dini termasuk di Taman Kanak-kanak maupun PAUD.
Karena masa depan bangsa tergantung dari karekter generasi sekarang dan jika karakter anak saat ini baik serta sesuai ketentuan agama Insya Allah potensi akademiknya pun akan bagus, ungkap Sri.
Sebagai guru, perempuan yang gemar menari ini mengaku prihatin melihat masih ada pemimpin saat ini yang cerdas secara akademik tapi krisis secara moral.
"Bagi saya pendidikan berkarakter menentukan masa depan bangsa menjadi lebih baik lagi," tegasnya.
Keinginan mulia Sri sendiri mendapat dukungan Adaro Foundation dengan ikut memperdalam wawasan terkait sembilan pilar karakter.
"Alhamdulillah saya bisa mengikuti pelatihan yang difasilitasi Adaro Foundation ke Indonesia Heritage Foundation di Depok," ungkap Sri yang mengabdi sebagai guru TK sejak 2006.
Adaro Foundation bersama Indonesia Heritage Foundation sendiri sejak 2018 menerapkan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) kepada 63 sekolah PAUD di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sri bersama puluhan guru lainnya belajar soal Pendidikan Holistik Berbasis Karakter selama 13 hari di IHF termasuk di dalamnya konsep 9 pilar karakter.
Tak sekadar memfasilitasi pelatihan Adaro Foundation juga membantu sarana pendukung seperti Alat Permainan Edukatif, modul, buku pilar, buku cerita dari IHF secara gratis bagi TK Harapan Bangsa.
Sebagai salah satu sekolah binaan Adaro Foundation Sri merasa makin optimis bisa mewujudkan obsesinya dalam pembentukan generasi ke depan yang berkarakter.
Sri pun berharap para orangtua juga mendukung penerapan PHBK ini dengan konsisten melanjutkan dan menerapkannya di rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Kini perempuan kelahiran 20 Juni 1981 menyandang guru berprestasi tingkat Kabupaten Balangan.
Sri yang menetap dan besar di Desa Hauwai Kecamatan Halong sekitar 33 kilometer dari Kota Paringin merasa prihatin melihat banyaknya anak usia TK dan PAUD yang belum bisa mendapat pendidikan.
Para orangtua di Desa Hauwai Kecamatan Halong terpaksa membawa anak-anaknya kebun karena sarana pendidikan untuk Taman Kanak-kanak maupun PAUD di Desa Hauwai juga belum ada.
Akhirnya 2006 TK Harapan Bangsa mulai dibangun dan jumlah siswa hanya enam orang. Sekarang TK Harapan Bangsa memiliki 52 siswa termasuk kelompok bermain dengan empat orang guru.
Meski mengabdi di pedesaan tak menyurutkan semangat Sri untuk bisa membentuk generasi berkarakter yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan.
"Saya hanya konsisten menerapkan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter," ungkap alumni Universitas Terbuka Paringin.
Baginya pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pemberdayaan potensi peserta didik sejak dini termasuk di Taman Kanak-kanak maupun PAUD.
Karena masa depan bangsa tergantung dari karekter generasi sekarang dan jika karakter anak saat ini baik serta sesuai ketentuan agama Insya Allah potensi akademiknya pun akan bagus, ungkap Sri.
Sebagai guru, perempuan yang gemar menari ini mengaku prihatin melihat masih ada pemimpin saat ini yang cerdas secara akademik tapi krisis secara moral.
"Bagi saya pendidikan berkarakter menentukan masa depan bangsa menjadi lebih baik lagi," tegasnya.
Keinginan mulia Sri sendiri mendapat dukungan Adaro Foundation dengan ikut memperdalam wawasan terkait sembilan pilar karakter.
"Alhamdulillah saya bisa mengikuti pelatihan yang difasilitasi Adaro Foundation ke Indonesia Heritage Foundation di Depok," ungkap Sri yang mengabdi sebagai guru TK sejak 2006.
Adaro Foundation bersama Indonesia Heritage Foundation sendiri sejak 2018 menerapkan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) kepada 63 sekolah PAUD di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sri bersama puluhan guru lainnya belajar soal Pendidikan Holistik Berbasis Karakter selama 13 hari di IHF termasuk di dalamnya konsep 9 pilar karakter.
Tak sekadar memfasilitasi pelatihan Adaro Foundation juga membantu sarana pendukung seperti Alat Permainan Edukatif, modul, buku pilar, buku cerita dari IHF secara gratis bagi TK Harapan Bangsa.
Sebagai salah satu sekolah binaan Adaro Foundation Sri merasa makin optimis bisa mewujudkan obsesinya dalam pembentukan generasi ke depan yang berkarakter.
Sri pun berharap para orangtua juga mendukung penerapan PHBK ini dengan konsisten melanjutkan dan menerapkannya di rumah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021