Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menemukan sekelompok bekantan yang hidup secara memprihatinkan dipemukiman warga dan persawahan dikawasan Antasan Bondan-Banjar Selatan.
Rilis SBI diterima Antaranews Kalsel, Jumat, menyebutkan penemuan Bekantan yang sebelumnya dinyatakan hampir pasti punah secara kawasan dikota Banjarmasin atas laporan warga kepada tim dari Bekantan Wildlife Rescue Center (BWRC) dari Sahabat Bekantan Indonesia.
Dikatakan bekantan tersebut, hidup berkelompok dihutan kecil yang lingkari persawahan warga yang jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 15 ekor. Menurut warga dua tahun lalu jumlahnya mencapai 50 ekor, tapi sekarang hanya sisa belasan ekor saja.
"Dulu jumlahnya cukup banyak, sekitar 50 ekor dengan empat kelompok. Ia biasa memakan pucuk pohon gayam dan terkadang buah pisang serta pucuk ubi kayu milik warga," ujar Kai Utuh sesepuh masyarkat setempat.
Menurut Ketua SBI Amelia Rezeki, menghilangnya bekantan tersebut, diperkirakan karena semakin menyempitnya habitat bekantan yang tersisa tidak lebih dari dua hektare yang terdapat pohon tegakannya. Dalam hal ini, untuk melindungi bekantan yang terpenting adalah melindungi dan menjaga habitatnya. Hilangnya habitat bekantan maka akan punah pula bekantannya.
Melihat fakta ini, maka diperlukan adanya kemauan politik dari pemerintah daerah dalam upaya pelestarian satwa liar seperti bekantan yang kini menjadi maskot provinsi Kalimantan Selatan tersebut, mengingat peraturan dan perundangan terhadap itu sudah jelas.
Kemauan politik itu diperlukan karena pada umumnya menyangkut alih fungsi lahan terutama berupa hutan untuk kepentingan pemerintah maupun swasta. Alih fungsi lahan inilah yang sering mengakibatkan deforestasi yang mengusik habitat bekantan.
"Seperti kita ketahui bersama, bahwa kerusakan hutan akan berbanding lurus dengan punahnya suatu spesies, termasuk dalam hal ini bekantan yang sudah masuk dalam daftar merah IUCN dengan setatus terancam punah," lanjut Amalia .
Keberadaan bekantan di Kota Banjarmasin ini memang sangat mengkhawatirkan, karena berada dipemukiman warga yang disekitarnya juga merupakan lahan persawahan serta terdapat kawasan industri. Apabila tidak segera ditangani, keberadaannya akan terancam, apalagi jika sudah dikatagorikan hama oleh petani setempat.
Menurut warga, bekantan tersebut jika bulan terang , pada malam hari sering terlihat menyerang pohon pisang mereka. Untuk itu bekantan sering diburu oleh anjing milik warga lain.
"Kami minta agar bekantan tersebut, dipindahkan saja dari sini, kasihan jumlahnya sudah berkurang dan makanannya pohon gayam banyak sudah ditebangi warga," ujar kaik Udin.
Prokontra terhadap keberadaan bekantan di Antasan Bodan memang terjadi, sebagian warga kota masih menginginkan bekantan tetap ada di kawasan kota Banjarmasin, namun disisi lain kondisinya sudah tidak mungkin dipertahankan, terkecuali pemerintah kota mampu menyediakan lahan yang layak untuk habitat bekantan.
Untuk mencegah terjadinya konflik antara warga/petani dengan bekantan, baru-baru ini SBI melakukan sosialisasi kepada warga disekitar habitat bekantan tentang pentingnya pelestarian bekantan yang juga merupakan spesies kunci tersebut.
Tingkat kepedulian warga terhadap pelestarian bekantan cukup tinggi, hanya saja mereka mengkhawatirkan habitat bekantannya yg semakin sempit dan sulit dipertahankan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015