Barabai, (Antaranews Kalsel) - Kabut asap mulai menyerang siswa di pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar mengajar di daerah tersebut.
Penjabat Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Ngadimun di Barabai, Selasa mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk meminimalisasi serangan kabut asap dengan mengantisipasi pembakaran lahan di daerah.
"Kita sangat mendukung upaya pencegahan pembakaran lahan dengan mendirikan posko pencegahan pembakaran lahan di beberapa tempat di HST, untuk meminimalisasi serangan kabut asap yang lebih parah," katanya.
Sebelumnya, Penjabat Bupati mengunjungi beberapa sekolah di Pegunungan Meratus, untuk menyaksikan langsung kondisi para siswa yang tetap belajar di antara serangan kabut asap.
Pada kesempatan tersebut, Ngadimun juga membagikan masker kepada seluruh siswa SMPN I dan MtSN Hantakan, yang wajib mereka kenakan saat serangan kabut asap tiba.
"Tolong anak-anak, selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan, jangan sampai serangan kabut asap ini mengganggu kesehatan kalian, karena kepandaian tanpa kesehatan, maka akan menjadi sia-sia," katanya.
Kendati waktu telah menunjukkan pukul 13:00 WITA lebih, saat Penjabat Bupati yang didampingi oleh seluruh kepala dinas terkait datang ke sekolah-sekolah, namun kabut asap masih tetap menyelimuti wilayah tersebut.
Kedatangan Bupati yang kini juga masih menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Kalsel, selain ingin menyaksikan langsung kondisi para sawah dan membagikan masker, juga untuk melihat kondisi bangunan sekolah di daerah pegunungan Meratus, apakah perlu segera dilakukan perbaikan atau tidak.
Walaupun kabut asap tersebut belum separah di daerah lain, namun saat lama berada di luar ruangan, membuat napas terasa sesak dan kepala pusing.
Kepala Dinas Kesehatan HST drg Kusdianto mengatakan, pihaknya belum menganjurkan sekolah di daerahnya untuk diliburkan, walaupun kabut asap telah menyerang, namun masih dalam batas toleransi.
"Kecuali jarak pandang telah mencapai kurang dari 500 meter, maka sekolah wajib diliburkan, karena selain membahayakan siswa karena jarak pandang yang terlalu dekat, tetapi juga membahayakan kesehatan siswa," katanya.
Menurut dia, kini pihaknya telah menyiapkan stok masker yang cukup, untuk dibagikan kepada masyarakat, yang beraktivitas di luar ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Penjabat Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Ngadimun di Barabai, Selasa mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk meminimalisasi serangan kabut asap dengan mengantisipasi pembakaran lahan di daerah.
"Kita sangat mendukung upaya pencegahan pembakaran lahan dengan mendirikan posko pencegahan pembakaran lahan di beberapa tempat di HST, untuk meminimalisasi serangan kabut asap yang lebih parah," katanya.
Sebelumnya, Penjabat Bupati mengunjungi beberapa sekolah di Pegunungan Meratus, untuk menyaksikan langsung kondisi para siswa yang tetap belajar di antara serangan kabut asap.
Pada kesempatan tersebut, Ngadimun juga membagikan masker kepada seluruh siswa SMPN I dan MtSN Hantakan, yang wajib mereka kenakan saat serangan kabut asap tiba.
"Tolong anak-anak, selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan, jangan sampai serangan kabut asap ini mengganggu kesehatan kalian, karena kepandaian tanpa kesehatan, maka akan menjadi sia-sia," katanya.
Kendati waktu telah menunjukkan pukul 13:00 WITA lebih, saat Penjabat Bupati yang didampingi oleh seluruh kepala dinas terkait datang ke sekolah-sekolah, namun kabut asap masih tetap menyelimuti wilayah tersebut.
Kedatangan Bupati yang kini juga masih menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Kalsel, selain ingin menyaksikan langsung kondisi para sawah dan membagikan masker, juga untuk melihat kondisi bangunan sekolah di daerah pegunungan Meratus, apakah perlu segera dilakukan perbaikan atau tidak.
Walaupun kabut asap tersebut belum separah di daerah lain, namun saat lama berada di luar ruangan, membuat napas terasa sesak dan kepala pusing.
Kepala Dinas Kesehatan HST drg Kusdianto mengatakan, pihaknya belum menganjurkan sekolah di daerahnya untuk diliburkan, walaupun kabut asap telah menyerang, namun masih dalam batas toleransi.
"Kecuali jarak pandang telah mencapai kurang dari 500 meter, maka sekolah wajib diliburkan, karena selain membahayakan siswa karena jarak pandang yang terlalu dekat, tetapi juga membahayakan kesehatan siswa," katanya.
Menurut dia, kini pihaknya telah menyiapkan stok masker yang cukup, untuk dibagikan kepada masyarakat, yang beraktivitas di luar ruangan.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015