Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjarmasin Khairil Anwar mengakui penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) masih minim hingga memasuki triwulan ke-3 ini karena pejabat takut.
Dia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa, mengemukakan, hingga sekarang penyerapan anggaran rata-rata baru sekitar 38 persen. Hal ini akibat ketakutannya atau istilahnya rasa kehati-hatian untuk mengelola anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Sebenarnya, kata dia, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pusat telah turun untuk melihat atau menilai program perencanaan, penganggaran, hingga tahap pertanggungjawaban APBD kota tahun 2015 ini dan dinyatakan sudah tidak ada masalah.
"Tapi kehati-hatian, ketakutan, bukan kegaduhan ya.. masalahnya ada yang tidak mau menjadi bendaharawan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Bayangkan kalau tidak ada semua itu mana bisa jalan proyek," ujarnya.
Karena itu, ungkap dia, langkah untuk memberikan semangat bagi pegawai untuk mau terlibat dalam pelaksanaan pembangunan terus diusahakan. Hal itu demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat daerah ini, tentunya sudah menjadi tugas sebagai abdi negara untuk mengerjakannya.
"Jadi kita nyatakan, tidak perlu takut selama masih di jalur sesuai aturan, sebab ini tugas mulia dan tanggung jawab kita sebagai abdi negara," ungkapnya.
Dia meyakini, pada bulan November akan kelihatan peningkatan penyerapan APBD yang signifikan karena laporan pertanggungjawaban keuangan semua instansi akan kelihatan saat itu.
Memang, kata dia, saat ini sudah ada beberapa instansi yang sudah bisa menyerap alokasi anggarannya hingga di atas 50 persen sehingga besar harapannya diikuti instansi lain demi kemajuan pembangunan daerah ini ke arah yang lebih nyata.
"Kalau ditaksir dari APBD 2015 yang sekitar Rp1,6 triliun, baru sekitar Rp600 miliar terserap dan kita yakin di akhir tahun ini akan bisa di atas 90 persen sebagaimana tahun lalu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015